Jumat, 01 Oktober 2021

Hadits Rasulullah SAW Tentang Bahaya Pujian




Pujian adalah sesuatu yang sering kita cari kita banggakan dan kita kenang, namun apakah bahaya dibalik pujian orang lain terhadap kita? simak bahasannya


 Dari Adi bin Artha, ia berkata, “Apabila salah seorang dari sahabat Nabi saw disucikan (dipuji-puji), ia berkata, ‘Ya Allah, janganlah Engkau menghukumku karena apa yang mereka ucapkan, dan ampunilah aku atas apa yang mereka tidak tahu.” (Atsar ini Diriwayatkan Al-Bukhari dalam Adabul Mufrad, No 761, sanadnya sahih).

Pujian itu dapat membuat seseorang terpesona akan dirinya sendiri. Ia bisa merasa takjub dengan dirinya sendiri. Sehingga bisa membuat seseorang yang tadinya berjalan di jalan yang lurus, akhirnya tercebur dalam kubangan dosa akibat munculnya sifat riya.Sedangkan orang yang merasa takjub dengan dirinya sendiri, dan menghendaki atau menginginkan pujian orang lain, baik dalam hartanya, ilmunya, maupun amalannya, kelak akan dicampakkan dalam Jahannam.


Maka seseorang harus mewaspadai pujian dari orang lain. Jangan sampai ia terpedaya dengan pujian tersebut.Ketahuilah syaitan itu suka memuji manusia secara berlebihan. Sehingga ia menjadi takjub akan dirinya sendiri, dan memandang sebuah perkara yang buruk, baik di mata dia.Larangan pujian kepada manusia terterah dalam hadits Rasulullah saw yang ditulis oleh Imam Al-Bukhari, yang tidak diragukan lagi keshahihannya selama lebih dari seribu tahun sampai sekarang. haditsnya sebagai berikut;

Abdurrahman bin Abu Bakrah berkata’Seorang laki-laki memuji laki-laki lain di sisi Nabi saw.’ Beliau saw lantas bersabda; “Celakalah engkau, engkau telah memenggal leher temanmu, engkau telah memengal leher temanmu.” Beliau mengucapkannya berulang kali. “Apabila salah seorang di antara kalian terpaksa harus memuji temannya, hendaklah ia berkata, “Aku mengira si fulan demikian dan demikian, tetapi Allah yang Maha Mengetahui keadaannya. Aku tidak mensucikan seseorang di sisi Allah, aku mengira bahwa si fulan—jika dia mengetahuinya—itu begini dan begini.” (HR. Muslim, 7501).

Dari Abdurrahman bin Abi Bakrah, dari ayahnya, dari Nabi saw, bahwasanya ada seorang laki-laki yang disebutkan keadaannya di di hadapan Rasulullah saw, lalu seorang laki-laki lain berkata, “Wahai Rasulullah, tidak ada seorang setelah Rasulullah saw yang lebih utama daripada dirinya dalam hal begini dan begini.” Nabi saw bersabda, “Celakalah kamu, kamu telah memengal leher temanmu.” Beliau mengucapkannya berulang-ulang. Kemudian Rasulullah saw bersabda, “Jika salah seorang di antara kalian terpaksa harus memuji temannya maka hendaklah ia berkata, ‘Saya mengetahui si fulan.’ Jika memang si fulan terlihat memiliki sifat demikian.’ Dan aku tidak menyucikan seorang pun di sisi Allah.” (HR. Muslim, No. 7502).


Dari Mujahid, dari Abu Ma’mar, ia berkata, “Seorang laki-laki berdiri sambil memuji salah seorang gubernur. Lalu Al-Miqdad menaburkan tanah kepada laki-laki tersebut seraya berkata, “Rasulullah saw memerintahkan kita untuk menaburkan tanah ke muka orang-orang yang gemar memuji.” (HR. Muslim, No. 7505).

Dari Haman bin Al-Harits, bahwa seorang laki-laki memuji Utsman (bin Affan), lalu Al-Miqdad mendekati laki-laki tersebut kemudian berlutut—karena dia seorang bertubuh besar—lalu Al-Miqdad menaburkan pasir ke wajah laki-laki itu. Utsman bertanya, “Apa urusanmu?” Al-Miqdad berkata, “Sesungguhnya Rasulullah saw bersabda, “Apabila kalian melihat orang-orang yang gemar memuji, taburkanlah debu di wajah mereka.” (HR. Muslim, 7506).


PENDAPAT IMAM AN-NAWAWI

Imam An-Nawawi berkata, sabda Rasulullah saw; “Kalian telah memenggal leher temanmu.” Di dalam riwayat lain, “Kalian memtong punggung laki-laki itu.” Maksudnya, kalian telah membinasakannya.Ini adalah metafora yang menyerupakan pujian dengan memenggal leher yang merupakan tindakan pembunuhan, karena kedua-duanya sama dalam hal membinasakan.Akan tetapi kebinasaan orang yang dipuji adalah pada agamanya, namun bisa juga ia binasa dalam urusan dunia, karena kondisinya menjadi rancu disebabkan perasaan ujub (membanggakan diri).

Wallahu'alam

0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah