Selasa, 13 September 2022

Wahai Kaum Muslimin, Kiamat Makin Dekat Ke arah Manakah Kita Berjalan?


Iman kepada hari akhir adalah salah satu kewajiban yang harus diyakini setiap muslim. Kiamat hanya Allah yang tahu persis kapan terjadinya namun kita telah diberitahu tanda-tandanya oleh Allah melalui pentunjuk dari Rasulullah supaya kita bisa mengantisipasi berbagai macam fitnah yang ditimbulkan diakhir zaman ini.


Kiamat menurut jenisnya ada 2 yaitu kiamat kubra dan kiamat sughra. Kiamat kubra (kiamat besar) yaitu hari dimana terjadi musnahnya segala macam kehidupan secara bersamaan dan setelah hari itu tidak ada kehidupan lagi kecuali kehidupan sesudah mati. Sedangkan kiamat sughra (kiamat kecil) adalah berakhirnya sebagian kehidupan dimuka bumi contohnya kematian seseorang, bencana alam, tanah longsor, gempa, tsunami termasuk kiamat kecil.


Sebelum kiamat tiba rasulullah telah menjelaskan tanda-tandanya. Tanda dekatnya hari kiamat ada 2 yaitu tanda kiamat besar dan tanda kiamat kecil. Dalam sebuah hadits Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Ra. ia berkata

“Datang kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami waktu itu sedang bertukar pikiran. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu bicarakan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbicara tentang hari qiamat.” 


Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya. “Kemudian beliau menyebutkannya: ” Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.” 

(HR. Muslim)

Namun dalam pertemuan kali ini kita baru akan menjelaskan tanda kiamat kecil yang telah terjadi sekarang ini. Tujuan kita mempelajarinya adalah supaya terhindar dari fitnah itu. Ibarat orang tidak akan masuk lubang kalau dia tahu dihadapannya ada lubang yang menganga, berbeda dengan orang yang dungu tidak tahu apa-apa lalu tergesa-gesa dan akhirnya terperosok kelubang itu. Memang kebanyakan orang Di jaman sekarang Kalaulah sebagian orang mendekat kepada agama, itu karena pelarian dan kejenuhan dari arus materialisme dan kecintaan kepada dunia yang berlebihan, aliasnya ingat Allah kalau pas lagi kesusahan giliran pas lagi senang mereka lupa kepada Allah.


 Zaman makin akhir. Hari kiamat kian dekat. Isyarat-isyarat mengenai akhir zaman yang disampaikan Rasulullah saw. kian hari kian terbukti dan nyata. Tanda-tanda dekatnya hari kiamat berupa fenomena keburukan-keburukan dan keterbalikan- keterbalikan kian tampak jelas di sekitar kita bahkan menimpa kita. Memang diakhir zaman banyak terjadi peristiwa yang aneh-aneh, namun hal itu sudah teranggap biasa oleh masyarakat karena dungu terhadap ilmu agama. Dalam suatu hadits Rasulullah saw. bersabda: 

Sesungguhnya di antara tandatanda qiamat adalah bila ilmu diangkat, kebodohan eksis (tetap berlangsung), khomer diminum, dan zina mewabah.(H.R. Bukhari)


 Hadits ini menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu. Tidak sekedar ilmu karena di akhir zaman, ilmu justeru berkembang pesat. Tapi ilmu yang diangkat dan dilenyapkan adalah ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang mengantarkan seseorang pada ketundukan dan kepatuhan kepada Allah swt. 


Indikasi diangkatnya ilmu yang mulia ini adalah diwafatkannya ulama-ulama yang bertakwa, ikhlas, dan mendalam ilmunya karena merekalah sumber ilmu yang benar. Pada saat yang sama, kebodohan merajalela. Tidak sekadar bodoh, tapi bodoh terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu tentang penghambaan kepada Allah swt. Dan oleh karena ilmu diangkat dan kebodohan merajalela, masyarakat menjadi mengabaikan hukum-hukum Allah swt. Khamer dengan segala jenisnya seperti narkoba serta perzinaan yang menjadi indikasi kerusakan masyarakat akhirnya mewabah dimanamana dan bisa jadi terang-terangan.

Tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat yang lain, sahabat Abdullah bin Mas?ud ra. menceritakan dalam sebuah hadits mauquf: 

Bagaimana dengan kalian bila kalian diselimuti fitnah. Anak kecil tumbuh menjadi dewasa di dalam fitnah itu. Orang tua pun menjadi pikun di dalamnya. Dan fitnah itu dijadikan tuntunan. Jika suatu hari fitnah itu dirubah (maksudnya ada yang berusaha mengatasi fitnah-fitnah itu atau melawan arus fitnah itu), dikatakan: ?Ini orang keluar dari kebiasaan (baca: nyeleneh).

 Kapan hal itu terjadi? Yaitu ketika orang-orang yang dapat dipercaya di antara kalian menjadi sedikit. Pejabat-pejabat (aparat keamanan) menjadi banyak. Orang-orang yang mendalam ilmunya menjadi sedikit. Suatu ilmu diperdalam tidak untuk (kepentingan) agama. Dan ketika dunia dicari dengan menggunakan amal akhirat (jual agama untuk materi dunia). (H.R. Abdurrazzaq).


Hadits ini sangat mengena dijaman ini meski jarang orang mendengarnya, hadits ini hadits asing yang sangat beruntung jika kita termasuk orang yang mendengar atau mengetahuinya karena sangat relevan dijaman ini. Hadits ini  menerangkan datangnya fitnah (gangguan atau kerusakan beragama) mengiringi dekatnya hari kiamat. Anak-anak tumbuh dengan cepat (cepat besar) atau cepat bongsor dan dididik dengan fitnah (kekacauan) itu semenjak kecil hingga dewasa. Mereka tidak mengenal jatidiri kebenaran. Contoh gamblang saja, hadirnya jaman android dengan fenomena tiktok, instagram dan media sosial sekarang ini yang condong mengajarkan manusia hedonisme cinta dunia, pamer aurat tanpa malu, berlomba lomba dalam materi dll, tak ketinggalan pula wanita wanita berhijab yang seharusnya edukasi atau menyiarkan agama ataupun lantunan ayat justru ikutan goyang seksi, pamer kecantikan dll naudzubillah,

Hari ini  sejak kecil anak anak manusia dididik dalam fatamorgana dunia ini yang serba iming2 syahwat dan hawa nafsu mereka tidak mengenal ilmu agama sama sekali, ahirnya apa yang mereka lalukan sesat mereka pikir anggap itu benar dan lumrah jika ini berlanjut generasi ke generasi seperti ini bisa ditebak kiamat moral yang juga akan menyebabkan kiamatnya alam, naudzubillah.

Turunnya azab, kesengsaraan, kekeringan, bencana alam dan sebagainya jika kita sadar semua itu adalah ganjaran kemaksiatan kemaksiatan yang manusia lakukan dan dianggap lumrah. 

Mereka terdidik di atas penyimpangan fithrah kebenaran. Orang-orang tua pun menjadi pikun alias tidak ingat lagi mana kebenaran dan mana kebatilan akibat terjangan fitnah itu. Keadaan baur dan kacau. Fitnah yang buruk itu malah dijadikan tuntunan. Tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan. Anak lebih kenal televisi daripada sejarah islami. Kalau jaman ini lebih kenal seleb tiktok, artis kpop, youtuber dll yang mana isinya kebanyakan menyiarkan kemaksiatan dan lupa kehidupan sesudah mati, seperti pamer kecantikan ketampanan, kekayaan, bahkan pamer aurat.


Kalaulah ada sebagian orang mendekat kepada agama, orang-orang yang baik-baik ini justru dikatakan sebagai orang yang nyeleneh alias tidak biasa (asing).Contoh saja kita dakwah dan menyerukan kebenaran wahai uhti uhti wajah kalian dengan murahnya kalian pamerkan gratis dimedia sosial kadang joged2 mengundang birahi kaum pria apa kelak kamu mampu menahan azab Allah?

Jawaban mereka pasti menentang dan mencela dan mengolok olok entah dikatakan kaum muncul dari gurun baru turun gunung sok alim sok suci dll. 

 Keadaan buruk ini terjadi ketika orang orang yang dapat dipercaya (amanat) semakin sedikit. 

Begitu juga akan susah mencari orang jujur. Yang dominan justru orang-orang yang luntur prinsipnya. Atau penghianat. Idealisme makin mahal. Suka berubah ubah sikap. Cenderung melanggar janji. Bertipe laksana amir (pejabat dan penguasa). Namun Korup dan sewenangwenang.  keberadaan orang-orang yang faqih (yang mendalam ilmunya di bidang agama) menipis. Sebaliknya yang banyak adalah orang-orang yang kosong ilmu tapi berbunyi nyaring. Iya, banyak yang mencari dan menekuni ilmu, tapi bukan ilmu agama, melainkan ilmu-ilmu lain (yang tidak dihubungkan dengan agama) dalam rangka mengejar aspek keduniaan. 


Orang jarang memasukkan anaknya ke pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Sementara sekolah-sekolah dan tempat-tempat kursus yang menjanjikan materi pendaftarnya membeludak. Orang berbangga dengan ilmu non-agama, sedang dengan ilmu agama rendah diri. 

 

Kalaupun ada sebagian yang bergumul dengan ilmu-ilmu agama dan aktivitas aktivitas akhirat, visi dan misi di dalamnya rusak. Mereka memanfaatkan ilmu-ilmu agama dan aktivitas-aktivitas akhirat itu untuk mencari dunia. Lihai bicara agama, tutur katanya halus, memikat, enak didengar, namun apa yang ada di lidahnya berbeda dengan yang tersimpan di dadanya. Susah mencari orang yang lugu, polos, dan apa adanya. Kebanyakan jaman ini seperti dikatakan hadits diatas dakwah karena ada maksud lain entah materi entah ingin naik posisi dll


Rasulullah saw. bersabda: ?Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian sepeninggalku kelak adalah orangorang munafiq yang alim lidahnya. (H.R. Ahmad) 


Dan banyak lagi fenomena-fenomena buruk lainnya sebagai pertanda dekatnya hari kiamat yang saat ini justru menjadi realitas kehidupan kita sehari-hari.

 

Realitas-realitas buruk tersebut tidak semestinya menjadikan kita pesimis. Kita menjadi menyerah (istislam) dengan keadaan. Kita menjadi surut dalam beramal, dalam mencari ilmu, dan dalam melakukan dakwah amar makruf nahi munkar. Kita berpangku tangan melihat berlangsungnya realitas-realitas buruk tersebut. Ini tidak boleh terjadi, karena beramal, mencari ilmu, dan berdakwah adalah kewajiban yang orang muslim laki-laki dan perempuan diperintah melaksanakannya, kapan dan di mana saja, sesuai dengan batas maksimal kemampuan masing-masing. Kita, umat Islam, adalah orang-orang yang mukallaf (diberi beban hukum) oleh Allah swt.

 

Kita diperintahkan untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api nereka. Kita memilik hak wiqoyah (hak berlangmenjaga) terhadap diri dan keluarga kita. Bagaimana supaya kita dan mereka tidak masuk ke dalam neraka. 


Firman Allah swt.: Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (Q.S. at- Tahrim: 6) 


Dan kelak kita semua akan dimintai laporan pertanggungjawabannya. Bagaimana suami mengarahkan isteri. Bagaimana isteri mengatur rumah suami. Bagaimana suami-isteri mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.


 Sabda Rasulullah saw.: Orang laki-laki menjadi penggembala (pemimpin) atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban. Orang perempuan menjadi penggembala atas rumah suaminya dan dia juga akan dimintai pertanggungjawaban.(H.R. Bukhari)


Dalam riwayat yang lain disebutkan: seorang perempuan menjadi penggembala (mengelola) atas rumah suaminya sekaligus atas anak suaminya (rumah tangga). (H.R. Mundziri).


 Pendek kata, tidak ada sikap menyerah terhadap keadaan. Amal-amal yang bagus dan benar seperti ibadah, mencari ilmu, dan berdakwah, sekuat kemampuan kita, tidak boleh surut dan luntur dalam keadaan apapun. Betapa pun dunia rusak serusak-rusaknya, umpamanya, kebenaran dan kebaikan harus kita tegakkan. Dan tanggung jawab ini kelak akan dimintai laporannya dihadapan Allah dan semua ada balasannya. Ada dosa dan pahala di dalamnya semua akan sama balasannya sesuai perbuatannya kelak. Jalan yang lurus di zaman akhir yang dipenuhi godaan dan berbagai fitnah dan keburukan-keburukan


Saat ini kita umat islam krisis guru krisis ulama, kalaupun ada itu hanya ustadz seleb yang jual mahal suaranya ditelevisi dan acara acara tertentu. Jika mencari guru agama yang sebenar benarnya mungkin sangat sulit karena seorang guru atau ulama harusnya memiliki minimal 5 karakter yaitu :

1) ilmu,

2) makrifat (kesadaran diri),

3) ketawadhu'an,

 4) amaliah (mempraktikkan ilmunya), dan

5) takwa.

Kebanyakan ulama sekarang ini ilmunya cetek tapi sudah banyak bicara dia sendiri tidak punya kesadaran diri malah cenderung tergoda duniawi, jauh dari ketawadhu'an, perbuatannya malah bertolak belakang dari apa yang ia katakan tentu masih jauh dari kata takwa yaitu secara mendasar merasa diawasi Allah dimanapun berada sehingga mikir 2 kali berbuat dosa meski ia sendirian. Sekarang amat sangat sulit mencari orang yang takwa lagi berilmu. 


Ahir kata 

- Menjaga agama di akhir zaman ini sangat sulit godaan duniawi jauh lebih berat daripada zaman sebelum majunya teknologi

- Sebelum mengurusi kehidupan dan menasehati orang lain baiknya kita nasehati dulu kita dan keluarga kita sendiri, karena Allah menyuruh kita dalam firmannya jagalah kamu dan keluargamu dari siksa neraka, bukan menyuruh jagalah orang sekitarmu, tetanggamu dan rakyat2mu atau bawahan2 mu atau bahkan orang tak dikenal dari siksa neraka.

- Dijaman yang serba sulit ini kita hanya bisa berdoa kepada yang maha guru dan maha mengetahui supaya kita terhindar dari godaan fitnah akhir zaman sehingga tidak termasuk kaum yang merugi di akhirat, amin