Rabu, 29 Desember 2021

Kisah : Azab Bagi penimbun masker, bukan untung malah rugi miliaran.

Mukadimah Hadits

Rasulullah SAW bersabda, “Barang siapa yang menimbun bahan makanan (dan segala sesuatu yang sangat dibutuhkan) bagi kaum Muslim, maka Allah akan menimpakan penyakit lepra dan kebangkrutan ke atasnya. “ (HR Ibnu Majah, Ahmad, dan Hakim).

Menuruti kerakusan manusia takkan ada selesainya, sampai masuk liang kubur baru selesai sudah permainan mereka. Mari kita simak dulu kisah nyatanya

Berita 

Stok masker dikabarkan telah kembali normal. Kabar gembira itu beredar di media sosial seusai salah seorang warganet bernama @ferdiriva mencuit tentang harga masker yang tak lagi mahal. "Sudah banyak masker sekarang dan enggak mahal lagi. Ini cuma 9000-an isi 5 pcs. Kemaren sekotak isi 50 dijual 350 ribu," tulis @ferdirivia lewat Twitter.

Tak hanya itu, warganet yang merespon cuitan tersebut juga melaporkan fenomena masker murah di berbagai daerah, salah satunya seperti diungkapkan oleh @RifkysuryaJ.

"Bekasi udah berserakan cuma Rp 9 ribuan isi lima," tulisnya.

"Aku abis beli juga Rp 9.900,- di Indomaret," kata @novembergurll.
Harga masker diduga sudah kembali normal (Twitter).
Harga masker diduga sudah kembali normal (Twitter).

"Baca ini langsung ke Indomaret, di Gandaria juga udah nih. Ada Redoxon pula yang kemarin susah dicari," tulis @ceulil.

Bahkan, salah seorang warganet mengatakan jika orang yang ia kenal menderita kerugian sebesar Rp 15 miliar akibat menyetok (menimbun) masker, hand sanitizer, dan thermometer gun.

"Supply udah kembali normal ya. Temen gue yang kemarin nyetok masker, hand sanitizer, thermogun cerita rugi 15M gara-gara stok sekarang mandek, mau jual mahal enggak laku, jual murah juga rugi," tulis @renaldypjs.

"Kemarin orang rumah sempet cerita, yang punya toko ***muka, udah mulai ngitung-ngitung rugi sampai 11M katanya, ada temen-temen yang udah infrared termometer juga pada rugi, udah turun drastis harganya," tulis @oktalinee.

Hikmah Pelajaran

Sifat tamak dan rakus memang sebenarnya sangat merugikan diri sendiri dan orang lain, niat nya untung besar modar puluhan miliar untung miliaran juga, tapi tidak semudah itu kehidupan dunia ini hanya sebuah permainan belaka, percuma anda menimbun barang itu malah akan menjadi azab diakhirat kelak, dan didunia diberi ganjaran berupa kerugian besar besaran, sudah rugi dunia dan diakhirat.

Alangkah baiknya ketika kebanyakan orang sedang membutuhkan dijual murah saja untung ga seberapa yang penting berkah, atau sedekahkan bagi bagi masker gratis, itu akan menyuburkan rejeki anda.

Menimbun Barang Dosa Besar

Hadits diatas tidak juga berlaku bagi menimbun bahan makanan seperti beras tapi juga menimbun barang yang sangat dibutuhkan orang saat ini, semisal masker, gas 3 kg, garam dll

Akhirnya benar saja yang terjadi seperti hadits diatas , penimbun bukan untung malah rugi belasan miliar.

Sesungguhnya kekayaan adalah titipan, rejeki yang kita dapat sesungguhnya adalah yang kita makan dan kita sedekahkan, yang lainnya akan kita tinggalkan potensi buruknya malah dijadikan rebutan anak cucu malah menjadikan siksaan dikubur.


Kenapa Manusia Terlalu Rakus

Tabiat manusia sangat berbeda dengan hewan, serakus rakusnya hewan masih rakus manusia. Kenapa bisa begitu? manusia walau tidak rakus makanan tapi dia rakus harta seakan harta bisa mengekalkannya, padahal justru akan menyengsarakannya, belajarlah dari kisah qarun harta malah membuat dia binasa karena terlalu sombong dan tidak mau bersedekah kepada yang membutuhkan. Kita cari harta mati matian hari ini, seakan akan kita akan hidup selamanya dibumi, padahal hidup ini singkat sampai lupa ibadah lupa sedekah menjadi congkak dan kikir akhirnya bangkrut dunia akhirat. 

sebagai gambaran, cobalah anda hitung misal kita hidup 60 tahun kedepan kebutuhan makan misal sehari paling mepet 30 ribu estimasi sekali makan paling tidak 50 ribu sehari buat makan saja, beras 10 ribu (1 kg) , sayuran 10 ribu, lauk pauk 20 ribu, minuman teh / kopi/susu sachet 10 ribu. itu hitungan saya bahkan bisa lebih ngirit lagi, tergantung pola makan dan kebutuhan belanja, misal pagi cukup nasi dan telur goreng, siang tempe goreng malam nasi sayur dan kerupuk. bisa saja cuma 30 ribu sehari cukup. Mungkin malah bisa lebih irit karena diindonesia banyak juga yang tak punya gaji tetap mereka uang 20 ribu cukup buat makan sehari hari. Meski takkan semewah jenis makanan orang kaya, nasi sambal sayur krupuk yang penting buat isi perut. Dan yang penting halal.

Nah kita ambil standar aja, uang makan keluarga 50 ribu seharu cukuk kemudian sebulan tanpa bekerja punya uang 50ribu x30 hari = 1,5 juta anda masih bisa makan enak. Ngapain rakus cari duit, ngapain menimbun2 masker kalau bukan dapat duit malah hilang duit?? bukan saya mengajak pemirsa menganggur ini hanya untuk gambaran saja. Bekerjalah yang halal biar yang keluarga kita makan berkah itu saja saran penulis. 

Kita hitunglah, makan sehari 50.000 x 365 hari = 18.250.000 atau 18 juta anda bisa hidup selama setahun tanpa bekerja anda sekeluarga masih bisa makan minum hidup normal. kemudian kita hitung 10 tahun kebutuhan makan maka cukup uang 180 juta anda dan keluarga masih bisa makan selama 10 tahun kedepan tanpa bekerja. Tapi jika menuruti hawa nafsu dan kebutuhan kemewahan tidak akan ada habisnya mau triliunan juga ga akan ada puasnya menuruti permainan dunia. Kebutuhan barang mewah tak ada habisnya, apalagi konglomerat tingkat atas malah berlomba membeli jam tangan mewah, sepatu mewah, tas mewah, handphone mewah seharga puluhan juta dll memang bukan lagi kebutuhan tapi sudah mencapai gaya hidup.

Mempunyai kekayaan miliaran kemudian berlomba memperbanyak lagi tapi dengan cara yang curang seperti menimbun itu tadi namanya kerakusan manusia, Jatah makan 50.000 sehari bisa makan enak. saya rasa cukup sekali cuma buat makan dan minum satu keluarga. Itulah porsi rejeki kita didunia, sisanya akan kita tinggalkan selamanya, terlalu rakus duniawi bukan untung yang didapat malah kerugian amat besar. Itu azab didunia belum lagi di akhirat, naduzubillah



0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah