Jumat, 18 Februari 2011

Fans Ariel &Luna: Histeria Pemuja Zina


 

Ariel dihukum 3 tahun 6 bulan dipotong masa tahanan 6 bulan. Jadi, tiga tahun ke depan, si Ariel ‘Peterporn’ akan menghuni hotel prodeo alias penjara. Itu juga kalau pelaksanaan hukum dilakukan dengan konsisten. Pada faktanya, di lapangan hukuman tiga tahun itu bisa jadi cuma ditempuh selama satu atau dua tahun saja.
Pezina cuma dihukum 3 tahun saja, cuma ada di negeri ini. Pezina banyak fans-nya dan dibela setengah mati, juga cuma ada di sini, negeri yang berasas Pancasila dan UUD 1945. Tak heran, perkosaan dan perzinaan merajalela pasca beredarnya video porno para artis tersebut. Ingat, bukan lagi diduga karena memang benar-benar merekalah pelakunya. Meskipun berulangkali si Lunmay (Luna Maya) mengatakan dirinya dan kekasih mesumnya adalah korban, sesungguhnya mereka adalah korban yang semakin tenar karena perilakunya sendiri.
Pernahkah terpikir bagi si Lunmay dan Ariel bahwa di luar sana banyak korban anak-anak usia 7 tahun yang diperkosa karena si pemerkosa meniru adegan pornonya tersebut? Pernah jugakah Ariel membayangkan anak perempuannya ada yang memperkosa karena si pemerkosa ingin meniru perbuatan mesum bapak dari anak yang diperkosa? Tak ada raut sesal dan sedih sama sekali dari wajah keduanya. Bahkan sebaliknya, mereka tak tahu malu dan seolah menantang masyarakat negeri ini bahwa perbuatan mereka sah-sah saja karena dilakukan suka sama suka.
Parahnya lagi, kelakuan tak bermoral keduanya seolah dipuja oleh para fans yang buta mata hati dan keimanannya. Usai siding keputusan hukuman Ariel, fans cewek pada berteriak histeris sambil menangis memanggil-manggil Lunmay yang pingsan. Ihh…jijik banget melihatnya. Padahal si Lunmay kenal aja enggak. Jangankan kenal, menoleh aja enggak. Ngapain juga susah-susah nangis histeris untuk pezina?
Sobat remaja, moga aja kamu bukan termasuk ke dalam barisan mereka yang mengidolai pezina apa pun itu alasannya. Yang menghargai karyanya-lah, yang itu urusan pribadinya-lah, yang mereka sebagai manusia biasa bisa membuat kesalahan-lah, dll. Masalahnya, mereka manusia biasa yang bukannya tobat karena berzina tapi malah bangga dengan perzinaan tersebut! Catat itu ya!
Remaja yang cerdas pasti ogah banget ngefans dengan pezina. Hanya remaja yang akhlaknya gak beda jauh dengan yang diidolai saja yang masih mengidolakan si Lunmay dan Ariel ini. Karena yang namanya fans pastilah menyukai apa yang ada di diri si idola termasuk kelakuan zinanya. Gak usah jauh-jauh, kamu bisa membayangkan sendiri andaikan sodara kamu ada yang dizinai sedemikian rupa, apa iya kamu masih ngefans dengan si pezina? Na’udzubillah banget kalo kamu sampe bilang iya. Nyadar oey!
Keluarga Ariel aja gak ada yang datang menyaksikan pembacaan siding keputusan hukuman salah satu anggota keluarga. Lha kok kamu yang kenal aja enggak, sodara juga bukan, mau-maunya bela-belain datang dan nangis-nangis histeris manggil-manggil si pezina. Besar kepala dua orang itu merasa diri hebat karena berzina pun tetep masih ada yang ngefans.
....Gak usah ikut-ikutan ngefans terhadap pelaku zina. Lha wong di penjara saja mereka sempat berbuat mesum dengan saling pangku-pangkuan kok. Inilah akibatnya kalo perbuatan maksiat dipuja dan disanjung, bukannya tobat malah kebablasan tingkah lakunya....
Jadi udah deh, gak usah aneh-aneh ikut-ikutan ngefans terhadap pelaku zina. Selama mereka belum taubatan nasuha (tobat sebenar-benarnya tobat dan tidak akan mengulangi lagi), yakin deh mereka akan mengulangi perbuatan yang sama. Lha wong di penjara saja mereka sempat berbuat mesum dengan saling pangku-pangkuan kok. Inilah akibatnya kalo perbuatan maksiat dipuja dan disanjung, bukannya tobat malah kebablasan tingkah lakunya. Dan ingat, bila kamu termasuk salah satu dari mereka yang tetap ngefans sama pezina, maka kamu juga turut andil dalam melestarikan kebejatan dan kemaksiatan itu. Waspadalah! [ria fariana/voa-islam.com]

1 komentar:

Abdurrohman Muslim mengatakan...

HAHAHA.. DASAR MANUSIA KEPARAT

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah