Jumat, 31 Januari 2020

Syair Islam : Sebuah Puisi Mutiara Nasehat Di Akhir Zaman

Syair Islam 

"SEBUAH NASEHAT UNTAIAN SYAIR ALAM"



Wahai kaum muslimin
Mari kita perhatikan
Sebuah pelajaran berharga dari Tuhan
Berupa untaian hikmah kehidupan
Sebagai pelajaran bagi kaum beriman
Untuk bekal perjalanan kehidupan

Pertama,
Dari air kita belajar ketenangan
Air beriak tanda tak dalam
Semakin dalam semakin tenang
sebuah perumpamaan
untuk orang berilmu dan orang bodoh
Banyak mulut memang simbol kebodohan
Banyak diam memang simbol kebijaksanaan

Kedua,
Dari Batu kita belajar ketegaran
Belajar sabar menghadapi cobaan
Seperti Batu karang
Yang takkan menyerah
Di timpa ombak yang berdeburan
Jangan seperti Sampah ditengah lautan
Yang terombang ambing tanpa tujuan
Seperti orang yang menuruti tren zaman
Mereka tak tahu kearah manakah mereka berjalan
Entah untuk gengsi kehidupan
Atau hanya untuk memenuhi nafsu liar
Ujung-ujungnya pasti menyengsarakan
Selalu tidak puas dengan keadaan
Selalu mengikuti  perubahan mode
Selalu berpenampilan serba  kebarat-baratan
Menyukai cara berpakaian tapi hakikatnya telanjang
Menyukai hidup cara binatang Jalang
Telanjang dikatakan lebih baik
Daripada berpenampilan sopan
Sebuah cara berpikir dan pola hidup serba edan !

Ketiga,
Dari lebah kita belajar memberi manfaat
Saling tolong menolong dalam kehidupan
Tidak memandang sebuah perbedaan
Karena bunga bukan bangsa lebah
Padahal lebah setia membantu penyerbukan
Begitu juga bunga memberi imbalan
Berupa madu kepada lebah
Keduanya saling membutuhkan
Sebuah gambaran keharmonisan kehidupan
Dapatkah manusia belajar demikian?
Ditengah maraknya globalisasi zaman
Seiring ditonjolkan individualisme
Dan Egoisme yang diperturutkan
Ideologi materialisme yang dipertuhankan

Bukankah manusia sering berkata
Kita adalah makhluk sosial
Yang tidak pernah bisa lepas
Dari sebuah patah kata
"kita saling membutuhkan"
Namun kenyataan kehidupan
Realitas perubahan zaman
Yang tidak terkontrol dengan benar
Sehingga manusia lupa dirinya sendiri
Lupa Tuhan, Lupa daratan, Lupa Ingatan
Lupa saudara, Lupa keluarga, Lupa Teman
Lupa budaya, Lupa agama, rusak moral
Manusia kemudian memilih menjual diri kepada setan
Daripada menjadi Abdi Tuhan
Memilih menjadi binatang jalang
Yang menuruti hawa nafsu liar
Senang sesaat, sengsara selamanya kemudian

Coba perhatikan
Bangsa lebah, tidak pernah berbuat demikian
Makanannya selalu halal dan menyehatkan
Tak kenal lelah tuk saling berbagi rezeki
Kepada sesama makhluk-Nya
Tanpa memandang perbedaan
Hanya memandang kemaslahatan
Demi keharmonisan kehidupan
Namun kenapa
Didalam dunia modern
Dunia lebah bukan lagi hikmah
Namun hanya teori bualan
Pelajaran disekolahan
Dikatakan lebah hanya binatang
Tak punya akal pikiran
Menuruti naluri dan metaformosa kehidupan
Namun apakah tak sadar
Manusia telah kehilangan Guru besar
Dengan anggapan dia lebih mulia dari bangsa binatang
Sehingga tak mau mengambil pelajaran
Dari bangsa lebah yang dianggap lebih rendah
Namun sekali lagi manusia tlah lupa diri
Padahal dari lebah dia mengambil madunya
Dari lebah mengambil banyak manfaatnya
Dari madu lebah dia menyembuhkan penyakitnya
Cara hidup mereka benar-benar mulia


Sadarkah kita Manusia
Yang menganggap diri paling besar
Paling merasa punya kepandaian
Paling punya akal pikiran
Makhluk paling berpendidikan
Gelar sarjana ia banggakan
Namun kenapa
Tak ia gunakan untuk memahami
Hakikat dunia binatang dan tumbuhan
Bahwa naluri lebah jauh lebih mulia
Daripada sistem hidup manusia
Yang mengikuti hawa nafsunya
Ideologi sesat yang diagungkan
Egoisme yang diperturutkan
Individualisme dan materialisme dipertuhankan
Yang berakibat rendahnya martabat
Dan merosotnya moral manusia

Sehingga mau tak mau
Manusia harus menjadi mahluk dungu
Tak bisa memandang sekitar
Hanya mampu memandang diri sendiri
Hanya mampu berguru pada naluri kebodohan
Memang Pantaslah
Dengan mudahnya setan menyesatkan
Makhluk yang membusungkan dada
Yang menjadikan sombong, ujub, riya'
Sebagai identitas kebanggaannya
Merasa bangga dengan kepintaran otak kecilnya
Merasa besar dengan kekayaan dan jabatannya
Padahal binatang sekecil lebah
Ternyata tak mampu manusia menandinginya


Berteriaklah
Aku beta, aku beta, aku beta
Bangga diri dan lupa diri
Puaskanlah naluri korupsi
Hura-hura dan bergembira sesuka  hati
Membuat banyak orang  tersakiti
Membuat Rakyat terzalimi
Menjadikan hukum bisa dijual beli
Tapi tunggulah pembalasan
dari Allah Tuhan yang Maha Menciptakan
Azab jahanam yang kekal menyengsarakan

Wahai monyet-monyet rakus
Yang Tak mau berbagi  kepada temannya
Suka mencuri dan menghianati
Yang penting perut kenyang
Yang penting beta senang
Jika suatu saat hari pembalasan datang
Janganlah salahkan siapapun
Kecuali salahkan dirimu sendiri
Yang  punya akal tapi tidak digunakan
Yang punya hati tapi tak mau berperasaan
Yang punya mata tapi tidak untuk melihat
Yang punya telinga tidak untuk mendengar
Segala peringatan Tuhan
Baik yang tersirat maupun yang tersurat
Yang memperingatkan dekatnya hari kiamat
Supaya manusia taat beribadat
Supaya  manusia berlomba menyebar maslahat
Janganlah menjadi ahli maksiat
Kemana-mana mengumbar syahwat
Jangan memilih kesenangan sesaat
Yang berdampak kekal sengsara di akhirat


Wahai kaum muda
Apakah sebenarnya yang patut dibanggakan ?
Dari kemajuan teknologi dan globalisasi zaman
Jika hanya membuat kalian Menjadi makhluk dungu hilang ingatan
Dari gila chatingan dan facebookan, Game online dan PS-an
Kemudian membuat lupa belajar, PR sekolah tidak dikerjakan
Malam-malam keluar nongkrong dijalanan
Udah kaya preman kemalaman
Sampai Mabuk-mabukan, pacaran dan tawuran
Kemudian berdampak Rusaknya masa depan kalian

Siapakah yang patut disalahkan?
Jangan menyalahkan kemajuan zaman
Teknologi hanya identitas peradaban
Namun jika ternyata membuat ilmu agama sudah diabaikan
Akan berakibat amat fatal
manusia semakin jauh dari Tuhannya
manusia semakin jauh dari fitrahnya
manusia semakin rusak moralnya
manusia menjadi egois dan bangga diri karenanya
Kemudian menjadi budak setan
Memuja harta benda dan jabatan berlebihan
Tidak peduli harta dari mana ia dapatkan
Entah halal atau haram
Menjadi Lupa diri lupa Tuhan
Menjadi makhluk dungu hilang ingatan
Berpikir dengan Ideologi serba salah
Bagaikan monyet rakus nan serakah
Bodoh, egois, dan tak mau mengalah

Wahai Remaja, Wahai Darah Muda
Jangan suka mengikuti tren zaman
Gaya hidup ala kebarat-baratan
Gaya hidup manusia lupa ingatan
Gaya hidup penyembah kebodohan
Yang membolak balikan kenyataan
Yang jelek dibenarkan
Yang benar disalahkan
Memuja harta benda dan kemegahan
Egois, serakah dan tak kenal perikemanusiaan
Sebuah hidup ala bintang jalang
Namun diagung-agungkan
Sebab manusia tlah kehilangan jati diri
Karena kesombongannya kepada Tuhan
Tak mau terikat syari'at dan peraturan
Memuja gaya hidup kebebasan
bebas tapi kebablasan
Indahnya sebentar namun membinasakan !

Keempat,
Dari kupu-kupu kita belajar perubahan
Ulat, kepompong kemudian menjadi kupu-kupu
Bukanlah sebuah perjuangan yang singkat
Perubahan besar perlu perjuangan dan kesabaran
Jangan lekas mengeluh
Jangan lekas putus asa
Untuk bisa mencapai cita-cita
Segalanya butuh pengorbanan
Ibarat bayi berjalan merangkak untuk bisa berjalan
Membutuhkan proses cukup panjang
Tidak kenal menyerah dan penderitaan
Terjatuh seribu kali bukanlah rintangan
Asalkan kita sampai puncak tujuan
Asalkan kita hidup bahagia kemudian

Apalagi kalian para pelajar
Tentunya perjuangan kalian lebih mudah daripada kupu-kupu
Karena kalian tidak memikirkan biaya sekolah dan uang saku
Karena semua biaya ditanggung orang tuamu
Hanya tinggal duduk, diam dan perhatikan pelajaran di sekolahan
Belajar sungguh-sungguh dan perhatikan guru menerangkan
Namun kenapa PR saja tidak dikerjakan
Belajar malas-malasan
Pulang sekolah kebut-kebutan
Ada yang nongkrong dijalanan
Bahkan mabuk miras sampai tawuran
Bahkan pacaran,
seks bebas kemudian hamil bayinya digugurkan
Kemudian dikeluarkan dari sekolahan
Tidak malukah kalian
Kepada Allah yang menciptakan kalian?
Tidak ada harganya kah
Nasehat guru dimata kalian?
Tidak kasiankah
Kepada orang tua yang mendidik dan mengasihi kalian?
Dan pontang panting cari rejeki demi kebahagiaanmu di masa depan
Masih sombongkah kalian
Air dan batu karang ternyata lebih sabar dan tenang
Ternyata cara hidup lebah dan kupu-kupu
jauh lebih baik daripada kalian?
Tidak sadarkah kalian
Bahwa masa depan kalian itu suram !
Sekelam awan hitam dimalam kelam
Maukah masa tua kalian jadi penangguran
Atau preman, jambret dan copet jalanan
Jalan hidup sengsara serba kesulitan
Sebagai akibat menyepelekan pendidikan
Sebagai akibat menyepelekan aturan Tuhan
Sebagai akibat kasih sayang orang tua
Dibalas kedurhakaan dan kemaksiatan !
Belum lagi azab akhirat yang kekal
Menunggu untuk membinasakan
Siksa pedih tak terbayangkan

Sebelum terlambat, Berhentilah berbuat demikian
Karena masa kalian adalah masa paling rawan
Segala godaan dan rayuan setan
Masa paling labil dan butuh perhatian
Masa paling terikat pertanggung jawaban
Masa paling menentukan jalan kehidupan
masa remaja memang surga dunia
Namun neraka diakhiratnya
Jika digunakan umurmu
Untuk hal sia-sia

Ingatlah, pahami dan pasang telinga
Masa muda bukan masa hura-hura
Tapi sebuah masa perjuangan berat
Yang tidak kuat menahan cobaan pasti sekarat
Seperti kepompong yang berjuang menjadi kupu-kupu
Tidak sedikit yang gagal melalui metaformosis kehidupan
Karena penyakit malas dan ketidaksabaran
Itulah untaian syair untuk kalian
Bagi siapa saja yang merasa berakal
Yang mau berguru kepada alam sekitar
Sebagai bekal perjalanan hidup yang panjang
Begitulah cara Allah Tuhan Maha Berilmu
Mengajari manusia Hikmah kehidupan
Dengan perantara kalam dan ciptaan-Nya
Supaya manusia Belajar Hikmah dari alam semesta
Agar tidak lupa diri lupa ingatan
Dan agar patuh kepada aturan Tuhan
Supaya bahagia di dunia
Dan damai sentosa di akhirat kemudian




Oleh : M. Ashabus Samaa'un
(seorang penyair dan anggota majelis dakwah ashabul muslimin)


0 komentar:

Posting Komentar

silahkan komentarnya jika ada link mati harap lapor. jazakumullah