Kamis, 24 Agustus 2023

Pemimpin Tanpa Ilmu Agama Hanya Akan Membuahkan Kesengsaraan Umat



Memasuki musim pemilu orang yang berkedudukan dan berharta rame rame kampanye untuk mendapatkan suara. Supaya mereka mendapatkan kedudukan dihadapan rakyat tentu dengan iming2 gaji yang besar dari negara mereka melakukan itu, bukan karena niat ingin membangun negeri. Padahal pemimpin ataupun wakil rakyat itu kelak berat tanggung jawabnya diakhirat.

Adam ‘alaihis salam yang merupakan  yang pertama sebagai orang yang dilebihkan dari malaikat karena ilmunya, sehingga dia berhak menjadi khalifah.

Sekalipun ahli tafsir berbeda pendapat tentang pengertian kata khalifah yang terdapat pada awal surat Al-Baqarah, tetapi semuanya sepakat adanya pengertian sulthan (kekuasaan) pada kata tersebut. Pengertian inilah yang dimaksud oleh Ibnu Taimiyah dalam kalimatnya: “Tentang khilafah dan Sulthan, dan fungsinya sebagai naungan Allah (Subhanahu wa Ta’ala) di muka bumi.

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) berfirman (yang artinya):
“Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman (yang artinya) kepada malaikat: Sesungguhnya Aku akan menciptakan seorang khalifah di muka bumi.”(Qs. Al-Baqarah:30)

Allah (Subhanahu wa Ta’ala) juga berfirman (yang artinya):
“Wahai Daud, sesungguhnya kami jadikan engkau sebagai seorang khalifah di muka bumi; oleh karena itu lakukanlah hukum yang benar diantara manusia, dan janganlah engkau mengikuti hawa nafsu supaya kamu tidak tersesat dari jalan Allah (Subhanahu wa Ta’ala).” (Qs. Shad:26)

Ayat diatas menjelaskan manusia hakikatnya khalifah atau pemimpin dan pengelola bumi dan sumber dayanya. Jika manusia memimpin dengan hawa nafsu maka akan berubah menjadi kerusakan dan kesesatan yang dipimpin. 

Tentang firman-Nya (yang artinya) “Sesungguhnya Kuciptakan khalifah di muka bumi, kata “khalifah” di sini tidak hanya menyangkut Adam, tetapi juga mencakup seluruh anak keturunannya. Akan tetapi, istilah khalifah di sini secara langsung menyangkut Adam, sama halnya dengan firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” (Qs. At-Tiin:4)

Imam Al-Qurthubi menafsirkan ayat ini menetapkan prinsip bahwa imam dan khalifah itu mempunyai hak didengar dan ditaati.1)

Pendapat saya, bahwa Allah (Subhanahu wa Ta’ala) memilih Adam menjadi khalifah Allah (Subhanahu wa Ta’ala) di muka bumi, bukan memilih malaikat, dikarenakan Adam tidak sekedar memiliki pengetahuan tentang hal tertentu, tetapi benar-benar menguasai semua yang Allah (Subhanahu wa Ta’ala) ungkapkan dengan kata-kata-Nya sendiri dalam firman-Nya (yang artinya):

“Dan Dia telah mengajarkan semua nama kepada Adam.” ( Qs. Al-Baqarah: 31)

Dalam ayat ini digunakan kata-kata semua nama, bukan sekedar nama-nama. Sejalan dengan ayat ini adalah firman-Nya:

“Dan Kami telah memberikan ilmu pengetahuan kepada Daud dan Sulaiman dan mereka berkata:’Segala puji bagi Allah (Subhanahu wa Ta’ala) yang telah melebihkan kami dari kebanyakan hamba-hamba-Nya yang beriman.’ Dan Sulaiman mewarisi Daud, serta ia berkata: ‘Wahai manusia, kami diajari bahasa burung, dan kami diberi segala macam hal. Sesungguhnya ini adalah karunia yang utama .” (Qs. An- Naml: 15)

Kata ilmu pengetahuan dalam ayat ini, oleh Ibnu Badhis dikatakan sebagai suatu jenis ilmu yang agung lagi istimewa, yaitu ilmu yang dapat memadukan antara kekuasaan dan kenabian serta dapat menegakkan hukum dan hidayah.

Ayat di atas lebih dulu menyebut ilmu sebelum menyebut kekuasaan, dan lebih dulu menyebut ilmu sebagai nikmat sebelum nikmat-nikmat lainnya. Maksudnya adalah untuk menekankan pentingnya posisi ilmu serta menunjukkan bahwa ilmu adalah pangkal tolak untuk membangun kebahagiaan dunia dan akhirat.

Ilmulah yang merupakan prinsip segala urusan agama maupun dunia, sedangkan kekuasaan hanya merupakan bangunan yang berdiri di atasnya. Jadi, kekuasaan hanya boleh ditata dan dibangun serta diatur berdasarkan ilmu. Apapun yang dibangun di luar landasan ilmu akan meluncur ke dalam kehancuran. Ilmu menjadi pagar kekuasaan, senjata yang sebenarnya, dan penompangnya. Bilamana suatu kekuasaan tidak dilindungi oleh ilmu, dia akan menghadapi kemerosotan dan kehancuran.

Sejalan dengan uraian di atas adalah firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala):
“Meraka bertanya kepadamu tentang Dzulqurnain, katakanlah: ‘Akan kami bacakan kepada cerita tentang dirinya sebagai peringatan.’ Sungguh Kami telah menjadikan dia berkuasa di muka bumi, dan Kami karuniakan kepadanya jalan tentang semuanya.” (Qs. Al-Kahfi: 83-84)

Yang dimaksud dengan jalan pada ayat di atas, menurut Ibnu Abbas, Sa’id bin Jubair, Suddi, dan lain-lain, adalah ilmu. Jadi maksudnya adalah: “Kami karuniakan kepadanya ilmu tentang segala sesuatu.” Dengan begitu, ilmunya mencakup cabang berbagai masalah.

Tentang ilmu yang dikaruniakan oleh Allah (Subhanahu wa Ta’ala) kepada para politisi, Abu Hazm meriwayatkan, ujarnya:”Saya tinggal bersama Abu Hurairah selama lima tahun. Saya mendengar dia pernah menceritakan hadits berikut:
Dari Nabi (Shalallahu ‘alaihi wassalam), sabdanya:”Bani isra’il dahulu dipimpin oleh para nabinya. Setiap seorang nabi wafat, diganti nabi yang lain. Namun sesungguhnya, tidak ada lagi nabi sesudahku.”(HR. Bukhari-Muslim)

Hadits ini dibenarkan oleh firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala):
“Sesungguhnya kami telah menurunkan Taurat, di dalamnya ada petunjuk dan cahaya yang digunakan oleh para nabi yang memimpin kaum Yahudi, para rabbani, dan para pendeta, untuk menetapkan hukum.” (Qs. Al- Ma’idah: 44)

Jadi, kepemimpinan itu adalah hak para nabi, karena mereka itulah yang paling berhak dan menjadi ahlinya. Bila seorang nabi meninggal, digantikanlah oleh pewarisnya. Dalam hal ini disebutkan bahwa:

Rasulullah (Shalallahu ‘alaihi wassalam) bersabda : ”Sesungguhnya para ulama adalah pewaris para nabi.” (HR. Tirmidzi, hadits hasan)

Jadi, mereka yang masih menjadi pelajar tidak mempunyai hak untuk memikul warisan ini. Mereka sama sekali tidak memiliki bagian, baik sebagai ashabah (ahli waris jauh kalau ada sisa waris, pen.) maupun dzawil furudl (ahli waris yang langsung berhak dan bagiannya tetap, pen.). 

Oleh karena itulah, Al-Qur’an secara cermat menggunakan kata “yaqin” untuk menerangkan sifat orang yang berhak memegang imamah seperti dalam firman Allah (Subhanahu wa Ta’ala):

“Dan kami telah menjadikan diantara mereka imam-imam yang memberikan petunjuk kepada manusia dengan perintah kami, karena mereka bersabar dan yakin terhadap ayat-ayat kami.” (Qs. As- Sajdah: 24)

Kata “yaqin” di sini digunakan sebagai ganti kata “ilmu”, sebab antara ilmu dan yaqin jauh berbeda. Yaqin sudah masuk ke dalam praktek, sedangkan ilmu baru bersifat teori, dan yaqin kedudukannya pada tingkat imamah dan kepemimpinan. Ibnul Qayyim berkata: “Imamatud Dien (kepemimpinan agama) hanya bisa diraih dengan kesabaran dan keyakinan.”3)

Maka, alangkah hebatnya rahasia Al-Qur’an ini. Oleh sebab itulah, Ibnu Taimiyah menyatakan:”Rasulullah dan para khalifahnya memimpin manusia dalam bidang agama atau dunia mereka, kemudian muncul pemisahan kepemimpinan. Para jenderal mengatur dan mengurus kepentingan manusia dalam bidang keduniaan dan keagamaan secara seremonial, sedangkan para ulama memimpin manusia dalam bidang ilmu dan agama.”

Sedangkan pemimpin yang bodoh tidak mengerti agama sama sekali dipastikan umatnya atau rakyatnya banyak yang lebih bodoh pula tersesat dalam kemaksiatan, kemiskinan dan penderitaan turun temurun. Mereka hanya mengerti segalanya diatur oleh uang. Uang banyak menang dan uang sedikit kalah meski benar. Hukum seperti ini sudah umum di masyarakat. Uang adalah penentu hukum. Karena hukum negri ini didasarkan pada Undang Undang Duit. Segalanya diatur oleh duit. maka terlihatlah kerusakan moral dan ketidak adilan dimana mana. yang kaya bebas menindas yang miskin. yang kuat memperbudak yang lemah dsb. Itu karena Pemimpin kita hari ini merupakan kaum2 yang bodoh akan agama sehingga merusak tatanan masyarakat. Pilihlah pemimpin yang minimal tahu sedikit tentang agama, jujur dan bertanggung jawab. Bukan hanya ingin memperkaya diri setelah memperoleh jabatan. Menebar janji janji palsu omong kosong belaka. setelah menjadi pemimpin lupa akan janjinya.


Ada pepatah 

"Janganlah memimpin orang lain sebelum kamu berhasil memimpin dirimu sendiri"

Ketika manusia sudah bisa mendisiplinkan dan memperbaiki perilaku diri sendiri dia otomatis juga bisa mendisiplinkan dan memperbaiki perilaku yang dia pimpin. sebaliknya pemimpin yang bodoh acak kadut maka pengikutnya dipastikan lebih amburadul.

Panduan Singkat Tentang Zakat Mal / Zakat Harta


 Zakat merupakan rukun Islam yang sangat penting setelah syahadat dan shalat.  zakat merupakan perkara wajib yang jika seseorang mengingkarinya maka dia termasuk kaum murtad. Dia harus bertobat jika ingin kembali diakui lagi sebagai seorang muslim. Jika ia enggan bertobat maka boleh untuk diperangi. Sedang mereka yang bakhil atau membayar namun tidak sesuai kewajibannya maka ia telah berbuat zhalim dan akan berhadapan dengan ancaman Allah yang sangat keras.


Firman Allah Subhaanahu wa Ta'ala, artinya: "Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat.". (QS. 3:180)

Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Barang siapa yang diberi oleh Allah harta kemudian ia tidak membayar zakatnya maka akan dijelmakan harta itu pada hari kiamat dalam bentuk ular yang kedua kelopak matanya menonjol. Ular itu melilitnya kemudian menggigit dengan dua rahangnya sambil berkata: "Aku hartamu aku simpananmu" (HR. Al-Bukhari)

Beberapa Faedah Zakat

A. Faedah diniyah (segi agama)

Dengan berzakat berarti telah menjalankan salah satu dari rukun Islam yang menghantarkan seorang hamba kepada kebahagiaan dan keselamatan dunia dan akhirat.
Merupakan sarana bagi hamba untuk taqarrub (mendekatkan diri) kepada Rabbnya, akan menambah keimanan karena keberadaannya yang memuat beberapa macam ketaatan.
Pembayar zakat akan mendapatkan pahala besar yang berlipat ganda, sebagaimana firman Allah, artinya: "Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. ". (QS. 2:276)

Dalam sebuah hadits yang muttafaq 'alaih Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam juga menjelaskan bahwa shadaqah dari harta yang baik akan ditumbuhkan kembangkan oleh Allah berlipat ganda.
Zakat merupakan sarana penghapus dosa, seperti yang pernah disabda-kan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa sallam.

B. Faedah Khuluqiyah (Segi Akhlak)

Menanamkan sifat kemuliaan, rasa toleran dan kelapangan dada kepada pribadi pembayar zakat.
Pembayar zakat biasanya identik dengan sifat rahmah (belas kasih) dan lembut kepada saudaranya yang tidak punya.

Merupakan realita bahwa menyumbangkan sesuatu yang bermanfaat baik berupa harta maupun raga bagi kaum muslimin akan melapangkan dada dan meluaskan jiwa. Sebab sudah pasti ia kan menjadi orang yang dicintai dan dihormati sesuai tingkat pengorbanannya. Di dalam zakat terdapat penyucian terhadap akhlak.

C. Faedah Ijtimaiyyah (Segi Sosial Kemasyarakatan):

  • Zakat merupakan sarana untuk membantu dalam memenuhi hajat hidup para fakir miskin yang merupakan kelompok mayoritas sebagian besar negara di dunia.
    Memberikan support kekuatan bagi kaum muslimin dan mengangkat eksistensi mereka.Ini bisa dilihat dalam kelompok penerima zakat, salah satunya adalah mujahidin fi sabilillah.

  • Zakat bisa mengurangi kecemburuan sosisal, dendam dan rasa dong-kol yang ada dalam dada fakir miskin. Karena masyarakat bawah biasanya jika melihat mereka yang berkelas ekonomi tinggi menghambur-hamburkan harta untuk sesuatu yang tidak bermanfaaat bisa tersulut rasa benci dan permusuhan mereka. Jikalau harta yang demikian melimpah itu dimanfaatkan untuk mengentaskan kemiskinan tentu akan terjalin keharmonisan dan cinta kasih antara si kaya dan si miskin.

  • Zakat akan memacu pertumbuhan ekonomi pelakunya dan yang jelas berkahnya akan melimpah.

  • Membayar zakat berarti memperluas peredaran harta benda atau uang, karena ketika harta dibelanjakan maka perputarannya akan meluas dan lebih banyak fihak yang mengambil manfaat.

HARTA YANG WAJIB DI KELUAR-KAN ZAKATNYA

  • Emas dan perak, dengan syarat telah mencapai nishab (batas minimal suatu harta wajib dizakati) dan melewati haul (putaran satu tahun penuh). Nishab emas adalah 85 gram dan perak 595 gram, dan harta yang dikeluarkan sebanyak dua setengan persen. Juga berlaku bagi mata uang yang telah mencapai nilai tersebut, demikian pula emas dan perak yang dipakai untuk perhiasan, meski dalam hal perhiasan ini ada sebagian ulama yang mewajibkan sekali saja seumur hidup bukan tiap tahun, di antaranya pendapat Anas bin Malik ra (Al Muhalla 6/78 dan Sunan Kubra 4/138).

  • Harta perniagaan/perdagangan, zakat yang dikeluarkan sebanyak dua setengah persen dengan hitungan jumlah nilai barang dagangan (harga asli/net) digabung dengan keuntungan bersih, dan jika memiliki hutang maka dipotong hutang terlebih dahulu. Termasuk ketegori perdagangan adalah jual-beli mobil, rumah (properti), textil dan binatang ternak. Akan tetapi mobil, rumah atau pakaian yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari tidak ada kewajiban mengeluarkan zakatnya. Pembayaran zakat perdagangan dilakukan setelah mencapai nishab dan melalui haul.

  • Hasil Tanaman berupa biji-bijian maupun buah-buahan, dibayarkan ketika panen dengan nishab kurang lebih 670 kg. Zakat yang dikeluarkan sebanyak sepuluh persen jika yang menyiraminya air hujan, dan jika meng-gunakan alat atau dengan memindah air maka cukup lima persen.

  • Peternakan, Untuk kambing ketentuan zakatnya adalah sebagai berikut:
    Antara 40 sampai 120 ekor zakatnya satu ekor kambing. Antara 121 sampai 200 ekor zakatnya dua ekor kambing. 201 zakatnya 3 ekor kambing, kemudian setiap 100 kambing selanjutnya zakatnya satu ekor. Sedangkan nishab sapi adalah sebanyak 30 ekor, dan ketentuannya dapat dirujuk dalam buku-buku yang membahas masalah zakat secara khusus. Demikian juga harta-harta lain yang secara globalnya telah mencapai batas ketentuan diwajibkannya zakat.

GOLONGAN YANG BERHAK MENERIMA ZAKAT

  • Fuqara (fakir), yaitu orang yang tidak bisa memenuhi kebutuhan diri dan keluarganya, penghasilannya hanya bisa menutupi separo kebutuhannya atau bahkan tidak sampai. Dalam arti mereka hidup jauh di bawah garis standar.

  • Masakin (miskin), yaitu orang yang penghasilannya sedikit dibawah garis standar, ia hanya kekurangan sedikit dalam hal pemenuhan kebutuhan. Syaikh Al-Utsaimin berpendapat bahwa seseorang yang tidak memiliki harta benda namun di sisi lain ia punya penghasilan baik itu berupa upah, gaji atau kesibukan lain yang memberi pemasukan mencukupi maka ia tidak berhak menerima zakat.

  • Amil Zakat, Mereka adalah petugas yang ditunjuk Hakim 'Am dalam daulah (negara) untuk menarik zakat dari para aghniya' (orang yang wajib berzakat) dan sekaligus mendistribusikannya kepada para mustahiq (yang berhak menerima zakat), juga bertanggung jawab menjaga harta zakat tersebut.

  • Muallaf, mereka adalah orang-orang yang masih lemah imannya, terutama sekali bagi yang memiliki kedudukan penting seperti pemimpin suatu kaum/suku.

  • Riqab (budak), termasuk dalam hal ini adalah membelinya lalu memerdekakannya, membantu hamba sahaya yang berusaha menebus dirinya karena ingin merdeka, dan melepaskan kaum muslimin yang menjadi tawanan/sandera.

  • Gharim, yaitu orang yang terlilit hutang dan tidak memiliki kemampuan untuk membayarnya. Mereka diberi bagian dari zakat untuk membantu melunasi hutang tersebut entah itu banyak atau sedikit.

  • Fi Sabilillah, yakni mereka yang berjuang di jalan Allah, para mujahidin diberi bagian zakat sesuai kebutuhan mereka dan dari zakat ini dapat dibelikan alat-alat yang dibutuhkan untuk berjihad. Termasuk fi sabilillah adalah para penuntut ilmu syar'i.

  • Ibnu Sabil, yakni musafir yang kehabisan bekal di tengah perjalanan. Ia diberi zakat sebanyak keperluannya untuk sampai kembali ke negerinya.

Mereka inilah para penerima zakat berdasarkan ketetapan Allah dalam kitabNya. Perhatian untuk para pengelola zakat bahwa harta zakat tidak dapat disalurkan kepada selain 8 golongan yang tersebut di atas dengan alasan apapun. Baik itu berupa pembangunan masjid, renovasi jalan dan lain sebagainya, karena Allah menye-butkan pembagian ini dengan bentuk hashr (terbatas) yakni dengan kata innama (hanya). Sebagaimana disebut-kan dalamsurat At-Taubah ayat60.

Dari sini jelas sekali bahwa Islam tidak menyia-nyiakan harta dan segala peluang yang dapat membawa maslahat umat sehingga tidak tersisa dalam setiap jiwa rasa tamak dan bakhil yang menguasai hawa nafsu. Bahkan mengarahkan-nya untuk kepentingan yang lebih besar sebagai salah satu potensi untuk perbaikan kondisi umat.

Maraji': 
https://www.alsofwah.or.id/

Fushul fi Ash-Shiyam wa At-Tarawih wa Az-Zakah, Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin, Panduan Praktis Menghitung Zakat, Adil Rasyad Ghanim. (Khalif)

Selasa, 02 Mei 2023

Download Ebook 10 Alasan Pengikut Yesus Harus Masuk Islam Chm


 Untuk yang  kesekian kalinya saya sangat bersyukur kehadirat Allah SWT, karena kehadiran buku kecil ini sangat dibutuhkan oleh umat dewasa ini.Buku ini sangat membantu bagi para da’i kita dalam berdakwah kepada kaum muslimin juga non muslim (Kristiani).

Saya yakin isi buku initidak akan pernah usang dalam dunia dakwah Kristologi, sebab apa yang tertulis dalam buku ini semuanya realita, dimana ke 10 alasan tersebut, benar-benar semuanya diamalkan oleh umat Islam.

Sangat tepat sekali judul yang diberikandalam buku ini, sebab pada kenyataannya 10 alasan pokok yang tertulis dalam Alkitab, benar-benar umat Islam-lah yang mengamalkannya, sementaran umat Kristiani yang mengaku empunya Alkitab (Bible) justru tidak mengamalkannya.

Saya melihat bahwa isi buku ini sama sekali tidak mendiskreditkan Alkitab atau pemeluk agama Kristen, tetapi justru mengajak mereka untuk mengkritisi dan mengkaji lebih dalam lagi kitab mereka sendiri.

Seandainya semua umat Kristiani mengamalkan apa yang tertulis dalam kitab mereka (khususnya ke 10 alasan tersebut), saya yakin tidak ada pilihanlain selain harus masuk Islam, karena pada dasarnya menurut Al Qur’an semua nabi mengajarkan tauhid, berarti mereka semua beragama islam.


SELENGKAPNYA DOWNLOAD EBOOK

Kamis, 23 Maret 2023

Download Ebook Menjadikan Puasa Lebih Bermakna 2 Jilid Full

 



يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kalian agar kamu bertakwa” (QS. Al Baqarah: 183)

Pada puasa 2023 ini hari ke dua penulis ingin membagikan sebuah ebook lama tapi sangat bermanfaat yaitu menjadikan puasa lebih bermakna daripada sekedar menahan lapar haus. 

Ayat diatas mengandung banyak pelajaran berharga berkaitan dengan ibadah puasa. Puasa bukan sekedar menahan lapar dan minum kalau hanya itu ayam pun lebih bisa melakukannya. Puasa harus dimaknai dengan ibadah ibadah dan amalan yang terbaik dan menjauhi segala godaan yang membatalkan puasa dan pahala puasa buku ini mengantarkan kepada kita tentang bagaimana menjadikan puasa lebih bermakna baik dalam kehidupan rohani maupun jasmani kita. selamat membaca.

DOWNLOAD EBOOK JILID 1 

DOWNLOAD EBOOK JILID 2

Download Makalah Presentasi Pendidikan Karakter

 


Ebook ini cocok bagi anda yang membutuhkan refrensi tentang pendidikan karakter atau pendidikan tentang moral dan karakter siswa siswi anda baik sekolah umum atau sekolah khusus seperti pesantren pada umumnya.

Khotbah Jumat, Beratnya Fitnah / Ujian Di Akhir Zaman

 

KHUTBAH JUM’AT PERTAMA

إِنَّ الْحَمْدَ للهِ نَحْمَدُهُ وَ نَسْتَعِيْنُهُ وَ نَسْتَغْفِرُهُ وَ نَعُوْذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَسَيِّئَاتِ أَعْمَاِلنَا مَنْ يَهْدِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَ مَنْ يُضْلِلْ فَلاَ هَادِيَ لَهُ أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ
اَللَّهُمَّ صَلِّ وَ سَلِّمْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ عَلىَ اَلِهِ وَ أَصْحَابِهِ وَ مَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلاَ تَمُوتُنَّ إِلاَّ وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
فَإِنَّ أَصْدَقَ الْحَدِيْثِ كِتَابُ اللهِ وَ خَيْرَ الْهَدْيِ هَدْيُ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَشَرَّ اْلأُمُوْرِ مُحْدَثَاتُهَا وَكُلَّ مُحْدَثَةٍ بِدْعَةٌ و كُلَّ بِدْعَةٍ ضَلاَلَةٌ وَكُلَّ ضَلاَلَةٍ فِي النَّارِ

Sidang Jum’ah yang dimuliakan Allah,

Bertakwalah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hati-hatilah terhadap fitnah, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Berhati-hatilah terhadap hal-hal yang bisa memalingkan dirimu dari agamamu baik itu harta, keluarga, ataupun anak. Allah berfirman,

وَاعْلَمُوا أَنَّمَآ أَمْوَالُكُمْ وَأَوْلاَدُكُمْ فِتْنَةٌ وَأَنَّ اللهَ عِندَهُ أَجْرٌ عَظِيمٌ

Dan ketahuilah bahwa bahwasanya harta-harta kalian, dan anak-anak kalian, adalah fitnah dan sesungguhnya di sisi Allah terdapat pahala yang agung.” (QS. Al-Anfal: 28)

Berhati-hatilah terhadap fitnah perkataan dan amalan, fitnah aqidah serta pemikiran-pemikiran sesat dan juga kenyataan yang buruk. Karena iu semuanya dapat memalingkan dirimu dari agamamu, dan dapat mendatangkan kehancuran bagimu.

Sesungguhnya Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam telah mengabarkan kepada umatnya, tentang peristiwa-peristiwa yang akan terjadi hingga hari kiamat. Dengan kasih-sayangnya. Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang fitnah-fintah akhir zaman, agar ummat berhati-hati dan selalu bertakwa, serta kembali berpegang teguh dengan sesuatu yang dilakukan oleh para pendahulu. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam mengabarkan tentang fitnah-fitnah dalam agama. Beliau bersabda,

 “Segeralah kalian beramal shalih (sebelum datang) fitnah, seperti malam yang gelap. Seorang pada pagi harinya dalam keadaan beriman, kemudian pada sore harinya menjadi kafir. Atau pada sore harinya dalam keadaan beriman, pagi harinya menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan benda-benda dunia.” (HR. Muslim)

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga mengabarkan tentang fitnah kebodohan, kerakusan, dan kekacauan. Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Zaman semakin dekat, ilmu dicabut, muncul fitnah-fitnah, tersebar kebakhilan-kebakhilan, banyak terjadi al haraj. Para sahabat bertanya, ‘Apakah al haraj itu, ya Rasulullah?” Rasulullah menjawab, ‘Pembunuhan.’” (Muttafuqn ‘alaih).

Maasyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Sungguh, ilmu telah dicabut dan sangat sedikit para ulama. Ilmu yang hakiki adalah ilmu yang bermanfaat, yang akan menjadikan pemiliknya suri tauladan di dalam kebaikan, kezuhudan, kewara’an, dan dalam mengikuti sunah Rasulullah, para sahabatnya, dan para khulafaurrasyidin.

Sungguh, telah muncul bermacam fitnah dari berbagai sisi; muncul celaan-celaan terhadap Islam, muncul orang-orang yang memberikan keraguan-keraguan di dalam agama Islam, dan menjadikan manusia berpaling darinya, sehingga tercabutlah kecintaan para pemeluknya. Ini merupakan suatu musibah yang besar.

Marilah kita berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari fitnah-fitnah ini, dan mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala memberikan kita keteguhan serta kemantapan dalam menempuh jalan lurus ini.

Suatu ketika Hudzaifah radhiallahu’anhu bertanya kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Wahai, Rasulullah. Apakah setelah kebaikan Islam ini akan timbul kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya.” Hudzaifah kembali bertanya, “Apakah setelah kejelekan itu ada kebaikan?” Beliau menjawab, “Ya. Akan tetapi, di dalamnya ada dahkhn.” (Rasulullah ditanya), “Apakah dakhn itu, wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Satu kaum yang mengambil sunah selain dari sunnahku, dan mengambil petunjuk selain dari petunjukku. Kalian mengetahui hal itu dari mereka dan kalian mengingkari mereka.” Hudzaifah bertanya, “Apakah setelah itu akan ada kejelekan?” Beliau menjawab, “Ya. (yaitu) dai-dai yang berdiri di pinggir pintu-pintu Jahannam, barangsiapa yang menerima ajakan mereka, akan dicampakkan ke dalamnya.” Hudzaifah bertanya, “Wahai, Rasulullah. (Gambarkanlah) sifat mereka untuk kami.” Rasulullah menjawab, “Mereka adalah orang seperti kita dan berbicara dengan bahasa kita.” (Al Hadis).

Sungguh, telah tertanam pada diri para hamba sifat bakhil dan tamak, sehingga banyak di antara mereka yang menolak untuk membayar zakat dan nafkah yang wajib. Banyak orang yang tamak dan berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan sesuatu yang sebenarnya ia tidak berhak, sehingga banyak kekacauan dan pembunuhan.

Maasyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Di antara fitanh yang besar, yaitu diangkatnya amanah dari pundak-pundak manusia, sehingga hampir tidak kita dapatkan orang yang betul-betul menunaikan amanahnya. Rasulullah bersabda, yang artinya, Seorang laki-laki tidur sejenak, sehingga diangkat amanah dari hatinya.” Beliau berkata, “Dan manusia terus melakukan jual beli, dan hampir tidak ada di antara mereka yang menunaikan amanah, maka dikatakan, Sesungguhnya di tempat Bani Fulan terdapat orang yang maanah,” dan dikatakan tentang orang ini, alangkah berakalnya ia, alangkah beruntungnya ia, alangkah kuatnya ia; padahal di dalam hatinya tidak ada keimanan, (meskipun) seberat biji dzarrah”. (Muttafaqun alaih)

Benarlah apa yang dikabarkan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, bahwa telah diambil sifat amanah dari hati manusia, sehingga kita lihat hampir tidak ada orang yang betul-betul amanah atau tak mempunyai tanggung jawab sedikitpun terhadap segala sesuatu yang diamanahinya.

Telah datang seorang Badui kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam dan berkata, “Kapankah hari kiamat akan terjadi?” Beliau menjawab dengan sabdanya,

فَإِذَا ضُيِّعَتِ الأَمَانَةُ فَانْتَظِرْ السَاعَةَ قَالَ كَيْفَ إِضَاعَتُهَا إِذَا وَسَدَ الأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَاعَةَ

Apabila telah disia-siakannya amanah, maka tunggulah hari kiamat! Orang tersebut kembali bertanya, ‘Bagaimana disia-siakannya, wahai Rasulullah?’ beliau menjawab, ‘Apabila suatu perkara diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tungguhlah hari kiamat.’” (HR. Bukhari)

Maasyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Demikian pula dengan kepemimpinan, ia merupakan satu amanah yang besar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

Setiap kalian adalah pemimpin, dan setiap kalian akan diminta pertanggungjawaban terhadap apa yang pimpin.”

Pemimpin yang adil dan shalih merupakan dambaan seluruh rakyat, tentunya ia seorang sosok yang betul-betul paham terhadap hak dan kewajibannya, serta paham terhadap apa yang harus dilakukannya dalam membimbing masyarakat, yakni agar menjadi masyarakat yang mendapatkan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Akan tetapi tatkala kepemimpinan dibebankan kepada orang yang sama sekali bukan ahlinya, maka yang akan timbul hanyalah kekacauan, tidak stabilnya kehidupan bermasyarakat, serta jauhnya dari rahmat dan keridhaan Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Kemudian, di antara fitnah yang besar, yaitu fitnah harta. Sangat sedikit manusia yang selamat dari fitnah ini. Hanya sedikit saja yang mendapatkannya dengan cara yang halal, dan kemudian membelanjakannya di jalan yang benar. Sebagian mendapatkannya dengan berbagai cara, walaupun menggunakan jalan yang diharamkan Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

 “Sungguh akan datang suatu zaman, yaitu seseorang tidak lagi memikirkan dari mana ia mendapatkan hartanya, apakah dari jalan yang halal ataukah yang haram.” (HR. Bukhari)

Sungguh benar sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam manusia tidak lagi memerdulikan tentang hartanya, dari mana ia mendapatkannya. Seolah-olah mereka hidup hanyalah untuk mengumpulkan harta dan kenikmatan-kenikmatan dunia, meskipun harus dengan cara berbuat curang, atau berdusta, atau dengan korupsi, dan yang lainnya. Manusia tidak lagi ingat, bahwasanya Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menghisab dan meminta pertanggungjawabannya.

Maka, berhati-hatilah, wahai kaum muslimin. Berhati-hatilah dari fitnah-fitnah ini dan jauhilah. Sesungguhnya, apabila fitnah telah muncul dan bertebaran, ia akan membinasakan semuanya, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

وَاتَّقُوا فِتْنَةً لاَتُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُوا مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُوا أَنَّ اللهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan takutlah kepada fitnah yang tidak hanya menimpa orang yang zhalim di antara kalian semata dan ketahuilah, bahwa Allah memiliki adzab yang sangat pedih.” (QS. Al-Anfal: 25)

Zainab Ummul Mukminin berkata, “Suatu ketika, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam terbangun dari tidurnya dengan wajah kemerah-merahan. Beliau berkata,

 “Tiada sesembahan yang berhak disembah kecuali Allah. Celaka bagi orang-orang Arab. Keburukan telah mendekat. Sungguh telah dibuka pada hari ini benteng Ya’juj dan Ma’juj seukuran sekian.” Beliau melingkarkan jempol dan jari telunjuknya, maka aku (Zainab) bertanya kepada beliau, “Apakah kita akan binasa dan di sekeliling kita masih ada orang yang shalih?” Beliau menjawab, “Ya, apabila telah tersebar kekejian.” (HR. Bukhari)

أَقُوْلُ قَوْلِي هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ الله لِي وَ لَكُمْ وَلِجَمِيْعِ الْمُسْلِمِيْنَ, فَا سْتَغْفِرُوْهُ أَنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم

KHUTBAH JUM’AT KEDUA

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ وَ أَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَ رَسُوْلُهُ

Maasyiral muslimin yang dirahmati Allah,

Fitnah akan terus ada sampai hari kiamat nanti. Dan dengan kasih-sayangnya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memberikan solusi kepada umatnya, agar terhindar dari fitnah tersebut. Yaitu dengan meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam telah memerintahkan, agar kita selalu meminta perlindungan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dari empat macam fitnah, yaitu: dari fitnah api neraka jahannam, fitnah adzab kubur, dari fitnah kehidupan serta fitnah kematian.

Mudah-mudahan Allah Subhanahu wa Ta’ala melindungi kita dari segala macam fitnah, baik yang nampak maupun yang tidak nampak. Dan semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala menunjukkan pintu-pintu kebaikan, sehingga kita bisa mengikutinya, dan Dia menunjukkan kepada kita pintu kejelekan, sehingga kita bisa menjauhinya.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ، وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى إِبْرَاهِيمَ وَعَلَى آلِ إِبْرَاهِيمَ فِي الْعَالَمِينَ إِنَّكَ حَمِيدٌ مَجِيدٌ.
اللَّهُمَّ أَعِزَّ الْإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ. اللَّهُمَّ أَصْلِحْ أَحْوَالَ الْمُسْلِمينَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اللَّهُمَّ اجْعَلْ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَاللَّهُمَّ آمِنَّا فِيْ أَوْطَانِنَا، وَأَصْلِحْ أَئِمَّتَنَا وَوُلاَةَ أُمُوْرِنَا، وَاجْعَلْ وِلاَيَتَنَا فِيْ مَنْ خَافَكَ وَاتَّقَاكَ وَاتَّبَعَ رِضَاكَ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَسُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُونَ وَسَلَامٌ عَلَى الْمُرْسَلِينَ وَالْحَمْدُ لِلهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ.

Jumat, 13 Januari 2023

Sholat Dalam Perjalanan Bolehkah di Qashar?

 Hadits-hadits yang betalian dengan shalat qoshor banyak disebutkan oleh al-hafidz Ibnu Hajar dalam kitab Bulughul Maram. (Karena buku ini sedang tidak ada di tangan saya,) Berikut ini saya berikan keterangan berdasarkan kitab FIKIH SUNNAH, karya Sayyid Sabiq, terbitan Al-Ma'arif, Bandung dan SILSILAH HADITS SHAHIH, karya Syeikh M. Nashiruddin Al-Albani, terbitan Pustaka Mantiq, Solo)

  1. Sayyid Sabiq meyebutkan bahwa berkata Ibnu Qoyyim: "Jikalau bepergian, Rasulullah s.a.w. selaluu mengqahar shalat yang empat raka'at dan mengerjakannya hanya dua-dua rak'at, SAMPAI BELAIU KEMBALI KE MADINAH. Tidak ditemukan keterangan yang kuat bahwa beliau tetap melakukannya empat rak'at. Hal ini tidak mejadi perselisihan lagi bagi Imam-imam walau mereka berlainan pendapat tentang hukum mengqashar........." (ringkasnya) --> Hanafi (Wajib), Maliki (sunnah mu'akkad), Hambali & Syafi'i (jaiz hanya lebih utama daripada menyempurkan).
  2. Sayyid Sabiq membuat pasal tentang ;"Bilakah musafir itu mencukupkan shalatnya?". Kemudian menyebutkan; "Seorang musafir itu boleh terus mengqoshor shalatnya SELAMA IA MASIH DALAM BEPERGIAN. Jika ia bermukim di suatu tempat karena sesutau keperluan yang hendak diselesaikannya, maka ia tetap boleh mengqashar, sebab masih terhitung dalam bepergian walaupun bermukimnya di sana sampai bertahun-tahun lamanya. Adapun kalau ia bermaksud hendak bermukim di sana dalam waktu tertentu, maka menurut pendapat yang terkuat yang dipilih oleh Ibnu Qoyyim, bermukimnya itu belum lagi menghilangkan hukum bepergian, baik lama atau sebentar, selama ia tidak berniat hendak menjadi penduduk tetap di sana itu. Dalam hal ini para ulama mempunyai berbagai-bagai pendapat dan diringkaskan oleh Ibnu Qoyyim sambil memperkuat pendapatnya sendiri sbb:.
  3. Masih dalam Fikih Sunnah, Ibnu Qoyyim menyebutkan bahwa; Dalam sahih Bukhori dari Ibnu 'Abbas, katanya: "Nabi s.a.w. bermukim dalam salahsatu perjalanannya selama sembilanbelas hari dan selalu sholat dua rak'at. Maka kamipun kalau bermukim dlam perjalanan selama sembilanbelas hari, kami akan tetap mengqashar, dan kalau lebih dari itu, akan kami cukupkan." Kemudian masih dalam keterangan dari Ibnu Qoyyim bahwa; dari Jabir bin Abdullah , katanya: "Nabi s.a.w. bermukim di Tabuk selama duapuluh hari dan selalu mengqashar shalatnya." (HR Imam Ahmad dalam musnadnya).
  4.  

  5. Dalam penjelasan terhadap hadits tentang: JAMA' TAQDIM, Al-muhaddits Al-Albani melampirkan tambahan keterangan dari Ibnu Taimiyyah dalam Majmu'atur Rasail Wal-Masail (2/26-27): "Dan Tabuk adalah akhir peperangan Nabi saw. Beliau sesudah itu, tidak pernah bepergian kecuali ketika haji wada'. Tidak ada kasus jama' darinya kecuali di Arafah dan Muzdzalifah. Adapun di Mina, maka tidak ada seorangpun yang menukil bahwa beliau pernah menjama' di sana. Mereka hanya menukilkan bahwa beliau memang mengqashar di sana. Ini menunjukkan bahwa beliau dalam sutau bepergian terkadang menjama' dan terkadang tidak. bahkan yang lebih sering adalah bahwa beliau tidak menjama'. Hal ini juga menunjukkan bahwa beliau tidak menjama'. Dan juga menunjukkan bahwa JAMA' BUKAN MENJADI SUNNAH SAFAR SEBAGAIMANA QASHAR, tetapi dilakukan hanya bila diperlukan saja, baik dalam bepergian maupun sewaktu tidak dalam bepergian supaya tidak memberatkan ummatnya. Maka seorang musyafir bilamana memerlukan jama' maka lakukan saja baik pada waktu kedua atau pertama. Adapun bagi orang yang singgah beberapa hari di suatu kampung atau kota, maka meskipun ia boleh mengqashar, karena ia musafir, namun tidak diperkanankan men-jama'. Ia seperti halnya tidak boleh shalat diatas kendaraan, tidak boleh shalat dengan tayamum, dan tidak boleh makan bangkai. Hal-hal ini seperti halnya diperbolehkan sewaktu diperlukan saja. Lain halnya dengan soal qashar. Sesungguhnya ia memang manjadi sunnah dalam shalat di perjalanan."

Kamis, 27 Oktober 2022

Mutiara Nasehat Nabi Muhammad Tentang Bahaya Mengejar Dunia Berlebihan

  Nabi SAW, saat ia berdiri di depan para sahabat dan bersabda: 

“Bukan kemiskinan yang aku khawatirkan kepadamu, tetapi yang aku khawatirkan kepadamu adalah bahwa dunia, yang akan disajikan untukmu seperti yang disajikan untuk orang-orang sebelum kamu (dilapangkan harta), kemudian kamu akan bersaing untuk itu, dan itu akan menghancurkanmu, sama seperti menghancurkan mereka.” (HR. Ibn Majah)


Nasehat diatas mengandung pesan yang sangat bermakna terutama bagi kehidupan manusia dari jaman dahulu sampai masa depan kelak masih akan relevan bahwa cinta dan rakus dunia akan menghancurkan umat manusia tidak hanya menghancurkan agama, banyak orang lupa umur manusia sangat singkat paling lama 70 tahun bahkan jarang sekali jaman sekarang yang melebihi 50 tahun. Banyak kematian mendadak. 

Namun ambisi manusia yang tak terbatas lupa akan umur mereka yang terbatas, setelah mencari harta yang sebanyak banyaknya mereka tentu lupa ibadah lupa beramal dll. Umur dihabiskan untuk kerja, kerja dan bisnis. Sampai suatu ketika belum sempat mereka menikmati hasilnya, misal untuk hidup enak santai dan sebagainya malah mati duluan. kemudian harta mereka hanya menjadi rebutan anak dan sodara mereka yang masih hidup. Dan hal itu malah menambah siksa kuburnya. 

Manusia demikian apakah terbesit bahwa kita hidup didunia lahir sebagai manusia lemah kemudian diberi akal, apakah tidak digunakan untuk memikirkan kekuasaan Allah yang maha luas ini. Bumi yang kita tinggali hanya setitik didebu disemesta, hanya anggota planet tata surya, didalamnya sebuah galaksi, galaksi pun cuma titik kecil dibandingkan superkluster bahkan berpikir sampai multidimensi, apakah pemikiran mereka sampai kesini? Tentu tidak manusia yang sudah terbutakan duniawi tak ada yang dipikirannya selain uang dan uang. Lupa bahwa Tuhan semesta mempunyai kerajaan langit yang jauh lebih megah dan maha besar dari apa yang mereka pikirkan soal sekedar materi dan kekayaan yang sementara.

Mereka sudah lupa cara menikmati hidup yang sebenarnya. Lupa kita hanya mahluk hina dari tetesan mani yang keluar dari kemaluan yang hina. Diberi akal dan badan sehat kemudian mencari harta tidak peduli dari mana halal atau haram, dan kemudian setelah memperoleh kekayaan berjalan dengan congkaknya dimuka bumi. Menghina mereka yang tidak mampu dan enggan untuk bersedekah kepada yang membutuhkan. 

Cara kita menikmati hidup menurut islam  adalah beribadah, karena manusia diciptakan untuk ibadah seperti dalam al-Qur'an. Maknanya segala sesuatu niatkan ibadah, mencari ilmu, mencari pengalaman, bekerja atau bahkan ketika berjalan jalan wisata dimuka bumi bisa bernilai ibadah, niat tafakur merenungkan kekuasaan Allah yang besar itu juga ibadah. Jadi ibadah tidak melulu shalat, puasa dan zakat saja. 


Setelah memiliki harta dan sukses banyak orang lupa cara menikmati hidup. Mereka yang menikmati hidup sudah pikirannya terlepas dari uang, utamakan kebahagiaan diri dan keluarga daripada soal perburuan materi. Kalau pun sukses dan punya harta banyak misal miliaran, ingatlah kita mati kita tidak akan pernah bisa membawa harta kita oleh karena itu sebisa mungkin kita gunakan sebaik baiknya, jangan dihambur hamburkan, lakukan dan belikan sesuatu yang bernilai ibadah, beramal dan bersedekah semisalnya. Atau mendirikan sebuah lapangan kerja yang berguna bagi orang banyak, atau mendirikan yayasan pesantren dan yatim piatu, membangun jalan dan jembatan dsb. Bukan hanya dihamburkan membeli kendaraan dan rumah mewah dll. Kelak harta anda (yang digunakan beramal baik) bisa menolong anda saat kesulitan kelak di hari pengadilan, inilah harta yang dibawa sampai mati, yaitu harta yang bermanfaat bagi kebaikan orang banyak. 

Yang kita makan hanya sepiring nasi, kemudian apakah ketika anda mempunyai harta semisal 100 miliar atau bahkan triliun kemudian mampu melahap nasi se bak mobil sekaligus? tentu saja tidak bukan? Padahal rejeki kita sesungguhnya adalah yang kita makan dan kita nikmati bukan yang kita tumpuk tumpuk, punya harta miliaran tidak akan bisa anda nikmati semuanya, ketika mati pasti ditinggalkan.  Carilah dunia secukupnya jika sisa banyak gunakan untuk beramal dan menyiapkan masa depan anda. Terutama masa depan ahirat. Belanjakan untuk kebaikan jangan digunakan untuk keburukan agar kelak tidak menjadi siksaan bagi anda. 

Jika anda pernah mendengar cerita harta qarun yang dipendam ke perut bumi beserta orangnya itu adalah contoh azab bagi kaum yang terbutakan dunia. awalnya saat miskin ia sangat rajin beribadah kemudian setelah kaya malah jadi congkak dan menyombongkan diri lupa ibadah dan bersedekah, membantu sesama dll. Akibatnya Allah mengazabnya seluruh kekayaannya yang seperti gunung emas itu tenggelam beserta dirinya keperut bumi dan mustahil bisa ditemukan kembali kemungkinan sudah meleleh menjadi magma cair. Naudzubillah itu adalah siksaan neraka dunia sebelum kaum kikir pelit medit ini merasakan siksa di ahirat.



Jumat, 21 Oktober 2022

Download Ebook Mengenal Gerakan Ikhwanul Muslimin




Di Indonesia kita mengenal PKS, atau partai keadilan sejahtera, partai ini juga cabang dari ihwanul muslimin karena tokoh2nya juga kebanyakan menganut paham ikhwanul muslimin dari mesir. Ideologinya adalah beragama dan berpolitik. Yusuf Supendi, salah satu pendiri Partai Keadilan--cikal bakal Partai Keadilan Sejahtera--memastikan awal pendirian partai itu pada Juli 1998 dibantu oleh banyak tokoh Ikhwanul Muslimin di Mesir dan Timur Tengah.

Tokoh-tokoh di awal pendirian PKS, kata Yusuf, merupakan aktivis Ikhwanul Muslimin di Indonesia. Gerakan ini sendiri awalnya digagas sejumlah mahasiswa Indonesia yang berkuliah di Madinah, Arab Saudi, termasuk Yusuf sendiri dan KH Hilmi Aminuddin.


Ikhwanul Muslimin adalah pergerakan Islam yang didirikan oleh Hasan Al Banna (1906-1949 M) di Mesir pada tahun 1941 M. Diantara tokoh-tokoh pergerakan itu ialah : Said Hawwa, Sayyid Quthub, Muhammad Al Ghazali, Umar Tilimsani, Musthafa As Siba'i, dan lain sebagainya.


Sejak awal mula didirikan pergerakan ini banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani, seorang penganut Syi'ah Babiyah, yang berkeyakinan wihdatul wujud (bersatunya hamba dengan Dzat Allah), bahwa kenabian dan kerasulan diperoleh lewat usaha, sebagaimana halnya menulis dan mengarang. Dia --Jamaludin Al Afghani-- kerap mengajak kepada pendekatan Sunni-Syiah, bahkan juga mengajak kepada persatuan antar agama (Lihat Dakwah Ikhwanul Muslimin fi Mizanil Islam Oleh Farid bin Ahmad bin Manshur halaman 36).


Gerakan itu lalu bergabung ke banyak negara seperti : Syiria, Yordania, Iraq, Libanon, Yaman, Sudan dan lain sebagainya. (Lihat Al Mausu'ah Al Muyassarah halaman 19-25).


Ia (Jamaludin Al Afghani) telah dihukumi/dinyatakan oleh para ulama negeri Turki, dan sebagian masyayikh (para Syaikh Ahlus Sunnah) Mesir sebagai orang Mulhid, kafir, zindiq, dan keluar dari Islam.


Farid bin Ahmad bin Manshur menyatakan bahwa Ikhwanul Muslimin banyak dipengaruhi oleh pemikiran Jamaludin Al Afghani pada beberapa hal, diantaranya :

1. Menempatkan politik sebagai prioritas utama
2. Mengorganisasikan secara rahasia
3. Menyerukan peraturan hukum demokrasi
4. Menghidupkan dan menyebarkan seruan nasionalisme
5. Mengadakan peleburan dan pendekatan dengan Syiah Rafidhah, berbagai kelompok sesat, bahkan kaum Yahudi dan Nasharani. (Lihat Ad Dakwah halaman 47)


Oleh sebab itu, jamaah Ikhwanul Muslimin banyak memiliki penyimpangan dari kaidah-kaidah Islam yang dipahami As Salaf As Shalih. Di antara penyimpangan tersebut misalnya seperti pembahasan selanjutnya.



Selasa, 13 September 2022

Wahai Kaum Muslimin, Kiamat Makin Dekat Ke arah Manakah Kita Berjalan?


Iman kepada hari akhir adalah salah satu kewajiban yang harus diyakini setiap muslim. Kiamat hanya Allah yang tahu persis kapan terjadinya namun kita telah diberitahu tanda-tandanya oleh Allah melalui pentunjuk dari Rasulullah supaya kita bisa mengantisipasi berbagai macam fitnah yang ditimbulkan diakhir zaman ini.


Kiamat menurut jenisnya ada 2 yaitu kiamat kubra dan kiamat sughra. Kiamat kubra (kiamat besar) yaitu hari dimana terjadi musnahnya segala macam kehidupan secara bersamaan dan setelah hari itu tidak ada kehidupan lagi kecuali kehidupan sesudah mati. Sedangkan kiamat sughra (kiamat kecil) adalah berakhirnya sebagian kehidupan dimuka bumi contohnya kematian seseorang, bencana alam, tanah longsor, gempa, tsunami termasuk kiamat kecil.


Sebelum kiamat tiba rasulullah telah menjelaskan tanda-tandanya. Tanda dekatnya hari kiamat ada 2 yaitu tanda kiamat besar dan tanda kiamat kecil. Dalam sebuah hadits Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Ra. ia berkata

“Datang kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami waktu itu sedang bertukar pikiran. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu bicarakan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbicara tentang hari qiamat.” 


Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya. “Kemudian beliau menyebutkannya: ” Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.” 

(HR. Muslim)

Namun dalam pertemuan kali ini kita baru akan menjelaskan tanda kiamat kecil yang telah terjadi sekarang ini. Tujuan kita mempelajarinya adalah supaya terhindar dari fitnah itu. Ibarat orang tidak akan masuk lubang kalau dia tahu dihadapannya ada lubang yang menganga, berbeda dengan orang yang dungu tidak tahu apa-apa lalu tergesa-gesa dan akhirnya terperosok kelubang itu. Memang kebanyakan orang Di jaman sekarang Kalaulah sebagian orang mendekat kepada agama, itu karena pelarian dan kejenuhan dari arus materialisme dan kecintaan kepada dunia yang berlebihan, aliasnya ingat Allah kalau pas lagi kesusahan giliran pas lagi senang mereka lupa kepada Allah.


 Zaman makin akhir. Hari kiamat kian dekat. Isyarat-isyarat mengenai akhir zaman yang disampaikan Rasulullah saw. kian hari kian terbukti dan nyata. Tanda-tanda dekatnya hari kiamat berupa fenomena keburukan-keburukan dan keterbalikan- keterbalikan kian tampak jelas di sekitar kita bahkan menimpa kita. Memang diakhir zaman banyak terjadi peristiwa yang aneh-aneh, namun hal itu sudah teranggap biasa oleh masyarakat karena dungu terhadap ilmu agama. Dalam suatu hadits Rasulullah saw. bersabda: 

Sesungguhnya di antara tandatanda qiamat adalah bila ilmu diangkat, kebodohan eksis (tetap berlangsung), khomer diminum, dan zina mewabah.(H.R. Bukhari)


 Hadits ini menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu. Tidak sekedar ilmu karena di akhir zaman, ilmu justeru berkembang pesat. Tapi ilmu yang diangkat dan dilenyapkan adalah ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang mengantarkan seseorang pada ketundukan dan kepatuhan kepada Allah swt. 


Indikasi diangkatnya ilmu yang mulia ini adalah diwafatkannya ulama-ulama yang bertakwa, ikhlas, dan mendalam ilmunya karena merekalah sumber ilmu yang benar. Pada saat yang sama, kebodohan merajalela. Tidak sekadar bodoh, tapi bodoh terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu tentang penghambaan kepada Allah swt. Dan oleh karena ilmu diangkat dan kebodohan merajalela, masyarakat menjadi mengabaikan hukum-hukum Allah swt. Khamer dengan segala jenisnya seperti narkoba serta perzinaan yang menjadi indikasi kerusakan masyarakat akhirnya mewabah dimanamana dan bisa jadi terang-terangan.

Tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat yang lain, sahabat Abdullah bin Mas?ud ra. menceritakan dalam sebuah hadits mauquf: 

Bagaimana dengan kalian bila kalian diselimuti fitnah. Anak kecil tumbuh menjadi dewasa di dalam fitnah itu. Orang tua pun menjadi pikun di dalamnya. Dan fitnah itu dijadikan tuntunan. Jika suatu hari fitnah itu dirubah (maksudnya ada yang berusaha mengatasi fitnah-fitnah itu atau melawan arus fitnah itu), dikatakan: ?Ini orang keluar dari kebiasaan (baca: nyeleneh).

 Kapan hal itu terjadi? Yaitu ketika orang-orang yang dapat dipercaya di antara kalian menjadi sedikit. Pejabat-pejabat (aparat keamanan) menjadi banyak. Orang-orang yang mendalam ilmunya menjadi sedikit. Suatu ilmu diperdalam tidak untuk (kepentingan) agama. Dan ketika dunia dicari dengan menggunakan amal akhirat (jual agama untuk materi dunia). (H.R. Abdurrazzaq).


Hadits ini sangat mengena dijaman ini meski jarang orang mendengarnya, hadits ini hadits asing yang sangat beruntung jika kita termasuk orang yang mendengar atau mengetahuinya karena sangat relevan dijaman ini. Hadits ini  menerangkan datangnya fitnah (gangguan atau kerusakan beragama) mengiringi dekatnya hari kiamat. Anak-anak tumbuh dengan cepat (cepat besar) atau cepat bongsor dan dididik dengan fitnah (kekacauan) itu semenjak kecil hingga dewasa. Mereka tidak mengenal jatidiri kebenaran. Contoh gamblang saja, hadirnya jaman android dengan fenomena tiktok, instagram dan media sosial sekarang ini yang condong mengajarkan manusia hedonisme cinta dunia, pamer aurat tanpa malu, berlomba lomba dalam materi dll, tak ketinggalan pula wanita wanita berhijab yang seharusnya edukasi atau menyiarkan agama ataupun lantunan ayat justru ikutan goyang seksi, pamer kecantikan dll naudzubillah,

Hari ini  sejak kecil anak anak manusia dididik dalam fatamorgana dunia ini yang serba iming2 syahwat dan hawa nafsu mereka tidak mengenal ilmu agama sama sekali, ahirnya apa yang mereka lalukan sesat mereka pikir anggap itu benar dan lumrah jika ini berlanjut generasi ke generasi seperti ini bisa ditebak kiamat moral yang juga akan menyebabkan kiamatnya alam, naudzubillah.

Turunnya azab, kesengsaraan, kekeringan, bencana alam dan sebagainya jika kita sadar semua itu adalah ganjaran kemaksiatan kemaksiatan yang manusia lakukan dan dianggap lumrah. 

Mereka terdidik di atas penyimpangan fithrah kebenaran. Orang-orang tua pun menjadi pikun alias tidak ingat lagi mana kebenaran dan mana kebatilan akibat terjangan fitnah itu. Keadaan baur dan kacau. Fitnah yang buruk itu malah dijadikan tuntunan. Tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan. Anak lebih kenal televisi daripada sejarah islami. Kalau jaman ini lebih kenal seleb tiktok, artis kpop, youtuber dll yang mana isinya kebanyakan menyiarkan kemaksiatan dan lupa kehidupan sesudah mati, seperti pamer kecantikan ketampanan, kekayaan, bahkan pamer aurat.


Kalaulah ada sebagian orang mendekat kepada agama, orang-orang yang baik-baik ini justru dikatakan sebagai orang yang nyeleneh alias tidak biasa (asing).Contoh saja kita dakwah dan menyerukan kebenaran wahai uhti uhti wajah kalian dengan murahnya kalian pamerkan gratis dimedia sosial kadang joged2 mengundang birahi kaum pria apa kelak kamu mampu menahan azab Allah?

Jawaban mereka pasti menentang dan mencela dan mengolok olok entah dikatakan kaum muncul dari gurun baru turun gunung sok alim sok suci dll. 

 Keadaan buruk ini terjadi ketika orang orang yang dapat dipercaya (amanat) semakin sedikit. 

Begitu juga akan susah mencari orang jujur. Yang dominan justru orang-orang yang luntur prinsipnya. Atau penghianat. Idealisme makin mahal. Suka berubah ubah sikap. Cenderung melanggar janji. Bertipe laksana amir (pejabat dan penguasa). Namun Korup dan sewenangwenang.  keberadaan orang-orang yang faqih (yang mendalam ilmunya di bidang agama) menipis. Sebaliknya yang banyak adalah orang-orang yang kosong ilmu tapi berbunyi nyaring. Iya, banyak yang mencari dan menekuni ilmu, tapi bukan ilmu agama, melainkan ilmu-ilmu lain (yang tidak dihubungkan dengan agama) dalam rangka mengejar aspek keduniaan. 


Orang jarang memasukkan anaknya ke pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Sementara sekolah-sekolah dan tempat-tempat kursus yang menjanjikan materi pendaftarnya membeludak. Orang berbangga dengan ilmu non-agama, sedang dengan ilmu agama rendah diri. 

 

Kalaupun ada sebagian yang bergumul dengan ilmu-ilmu agama dan aktivitas aktivitas akhirat, visi dan misi di dalamnya rusak. Mereka memanfaatkan ilmu-ilmu agama dan aktivitas-aktivitas akhirat itu untuk mencari dunia. Lihai bicara agama, tutur katanya halus, memikat, enak didengar, namun apa yang ada di lidahnya berbeda dengan yang tersimpan di dadanya. Susah mencari orang yang lugu, polos, dan apa adanya. Kebanyakan jaman ini seperti dikatakan hadits diatas dakwah karena ada maksud lain entah materi entah ingin naik posisi dll


Rasulullah saw. bersabda: ?Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian sepeninggalku kelak adalah orangorang munafiq yang alim lidahnya. (H.R. Ahmad) 


Dan banyak lagi fenomena-fenomena buruk lainnya sebagai pertanda dekatnya hari kiamat yang saat ini justru menjadi realitas kehidupan kita sehari-hari.

 

Realitas-realitas buruk tersebut tidak semestinya menjadikan kita pesimis. Kita menjadi menyerah (istislam) dengan keadaan. Kita menjadi surut dalam beramal, dalam mencari ilmu, dan dalam melakukan dakwah amar makruf nahi munkar. Kita berpangku tangan melihat berlangsungnya realitas-realitas buruk tersebut. Ini tidak boleh terjadi, karena beramal, mencari ilmu, dan berdakwah adalah kewajiban yang orang muslim laki-laki dan perempuan diperintah melaksanakannya, kapan dan di mana saja, sesuai dengan batas maksimal kemampuan masing-masing. Kita, umat Islam, adalah orang-orang yang mukallaf (diberi beban hukum) oleh Allah swt.

 

Kita diperintahkan untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api nereka. Kita memilik hak wiqoyah (hak berlangmenjaga) terhadap diri dan keluarga kita. Bagaimana supaya kita dan mereka tidak masuk ke dalam neraka. 


Firman Allah swt.: Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (Q.S. at- Tahrim: 6) 


Dan kelak kita semua akan dimintai laporan pertanggungjawabannya. Bagaimana suami mengarahkan isteri. Bagaimana isteri mengatur rumah suami. Bagaimana suami-isteri mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban.


 Sabda Rasulullah saw.: Orang laki-laki menjadi penggembala (pemimpin) atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban. Orang perempuan menjadi penggembala atas rumah suaminya dan dia juga akan dimintai pertanggungjawaban.(H.R. Bukhari)


Dalam riwayat yang lain disebutkan: seorang perempuan menjadi penggembala (mengelola) atas rumah suaminya sekaligus atas anak suaminya (rumah tangga). (H.R. Mundziri).


 Pendek kata, tidak ada sikap menyerah terhadap keadaan. Amal-amal yang bagus dan benar seperti ibadah, mencari ilmu, dan berdakwah, sekuat kemampuan kita, tidak boleh surut dan luntur dalam keadaan apapun. Betapa pun dunia rusak serusak-rusaknya, umpamanya, kebenaran dan kebaikan harus kita tegakkan. Dan tanggung jawab ini kelak akan dimintai laporannya dihadapan Allah dan semua ada balasannya. Ada dosa dan pahala di dalamnya semua akan sama balasannya sesuai perbuatannya kelak. Jalan yang lurus di zaman akhir yang dipenuhi godaan dan berbagai fitnah dan keburukan-keburukan


Saat ini kita umat islam krisis guru krisis ulama, kalaupun ada itu hanya ustadz seleb yang jual mahal suaranya ditelevisi dan acara acara tertentu. Jika mencari guru agama yang sebenar benarnya mungkin sangat sulit karena seorang guru atau ulama harusnya memiliki minimal 5 karakter yaitu :

1) ilmu,

2) makrifat (kesadaran diri),

3) ketawadhu'an,

 4) amaliah (mempraktikkan ilmunya), dan

5) takwa.

Kebanyakan ulama sekarang ini ilmunya cetek tapi sudah banyak bicara dia sendiri tidak punya kesadaran diri malah cenderung tergoda duniawi, jauh dari ketawadhu'an, perbuatannya malah bertolak belakang dari apa yang ia katakan tentu masih jauh dari kata takwa yaitu secara mendasar merasa diawasi Allah dimanapun berada sehingga mikir 2 kali berbuat dosa meski ia sendirian. Sekarang amat sangat sulit mencari orang yang takwa lagi berilmu. 


Ahir kata 

- Menjaga agama di akhir zaman ini sangat sulit godaan duniawi jauh lebih berat daripada zaman sebelum majunya teknologi

- Sebelum mengurusi kehidupan dan menasehati orang lain baiknya kita nasehati dulu kita dan keluarga kita sendiri, karena Allah menyuruh kita dalam firmannya jagalah kamu dan keluargamu dari siksa neraka, bukan menyuruh jagalah orang sekitarmu, tetanggamu dan rakyat2mu atau bawahan2 mu atau bahkan orang tak dikenal dari siksa neraka.

- Dijaman yang serba sulit ini kita hanya bisa berdoa kepada yang maha guru dan maha mengetahui supaya kita terhindar dari godaan fitnah akhir zaman sehingga tidak termasuk kaum yang merugi di akhirat, amin