Selasa, 29 Juni 2021
Kamis, 17 Juni 2021
Tanda Kiamat : Islam Akan Menjadi Asing Kembali Dikalangan Manusia
Di akhir
zaman, seperti zaman kita ini, sebelum datangnya hari kiamat akan ada hari-hari
yang di dalamnya turun dan tersebar kejahilan yang disebabkan oleh malasnya
manusia dan enggannya mereka dari menuntut ilmu agama, yaitu ilmu tentang
Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ
فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
“Sesungguhnya
di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan
ilmu diangkat”. [HR. Al-Bukhoriy (6654)]
Banyak
diantara sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang dilalaikan orang
pada hari ini sehingga terkadang menjadi sesuatu yang mahjur (ditinggalkan).
Inilah yang
pernah diisyaratkan oleh Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika
beliau bersabda dalam sebuah hadits,
بَدَأَ الْإِسْلَامُ غَرِيْبًا وَسَيَعُوْدُ كَمَا بَدَأَ
غَرِيْبًا فَطُوْبَى لِلْغُرَبَاءِ
“Islam
muncul dalam keadaan asing, dan akan kembali (asing), sebagaimana ia muncul
dalam keadaan asing. Maka beruntunglah orang-orang asing“. [HR. Muslim
dalam Kitab Al-Iman (232)]
Semua ini
disebabkan karena kurangnya perhatian kaum muslimin terhadap agamanya dan
sunnah Rasul-Nya-shollallahu alaihi wasallam-. Kurangnya perhatian mereka
menuntut ilmu syar’i karena kesibukan duniawi yang memalingkan mereka.
Sementara mereka tak ada perhatian lagi dengan majelis ilmu dan majelis ta’lim.
Akibatnya, agama dan Sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam terasa
asing dan aneh di sisi mereka.
Memang
mereka terkadang mendatangi majelis ta’lim. Namun jika mereka hadir, nampak
pada wajah mereka lelah dan keterpaksaan ikut majelis ta’lim. Yah, hanya
sekedar hadir agar orang tidak mencelanya. Maka anda akan lihat orang semacam
ini jika hadir di majelis ta’lim, ada yang ngantuk , bahkan tidur. Ada yang
bersandar di tembok, jauh dari ustadz. Ada yang sengaja duduk di belakang untuk
sembunyi; jika ngantuk dan tertidur, ia bisa sembunyikan wajahnya di balik
punggung kawannya. Ada yang cerita dengan temannya sehingga mengganggu ceramah
ustadz. Ada yang melayang pikirannya sampai Amerika. Inilah kondisi mereka
sehingga tak heran jika mereka tetap jahil terhadap agamanya. Jika mendengar
cerita yang menguntungkan dunianya, maka matanya terbelalak. Betul dunia adalah
nikmat yang Allah berikan. Namun jangan dijadikan tujuan hidup dan pusat
perhatian. Dunia diambil sekedar bekal menuju Allah (Ta’ala). Allah
tidak memberikan nikmat kepada seorang hamba-Nya, kecuali nikmat itu hanya
sekedar alat dan sarana yang dipakai untuk beribadah dan beramal sholeh. Dunia
dengan segala nikmatnya bukanlah merupakan tujuan dan terminal terakhir bagi
seorang muslim. Akan tetapi merupakan tempat persinggahan mengambil bekal
menuju perjalanan akhir, yaitu akhirat.
Fenomena
berlombanya kaum muslimin memperbanyak harta benda dan fasilitas duniawi
sehingga membuat mereka lupa terhadap agamanya merupakan sebab tersebarnya kejahilan.
Jika semakin hari, semakin tersebar kejahilan, maka ketahuilah bahwa ini adalah
salah satu diantara ciri dan tanda dekatnya hari kiamat.
Nabi-shollallahu
alaihi wasallam- bersabda,
مِنْ أَشْرَاطِ السَّاعَةِ : أَنْ يُرْفَعَ الْعِلْمُ وَ يُثْبَتَ
الْجَهْلُ
“Diantara
tanda-tanda kiamat: Diangkatnya ilmu, dan kokohnya (banyaknya) kejahilan”.
[HR. Al-Bukhoriy dalam Shohih-nya (80), dan Muslim dalam Shohih-nya (2671)]
Di akhir
zaman, seperti zaman kita ini, sebelum datangnya hari kiamat akan ada hari-hari
yang di dalamnya turun dan tersebar kejahilan yang disebabkan oleh malasnya
manusia dan enggannya mereka dari menuntut ilmu agama, yaitu ilmu tentang
Al-Qur’an dan Sunnah. Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda,
إِنَّ بَيْنَ يَدَيِ السَّاعَةِ لَأَيَّامًا يَنْزِلُ
فِيْهَا الْجَهْلُ وَيُرْفَعُ الْعِلْمُ
“Sesungguhnya
di depan hari kiamat ada hari-hari yang kejahilan diturunkan di dalamnya, dan
ilmu diangkat”. [HR. Al-Bukhoriy (6654)]
Di tengah
kabut kejahilan menyelimuti manusia, tersebarlah berbagai macam maksiat berupa
pembunuhan, pencurian, perzinaan, dan kerakusan terhadap harta. Ini semua
diakibatkan oleh hilangnya ilmu agama yang bermanfaat di tengah manusia.
Nabi-shollallahu alaihi wasallam- bersabda dalam riwayat lain ketika
menyebutkan tanda dekatnya hari kiamat,
يَتَقَارَبُ الزَّمَانُ وَيُقْبَضُ الْعِلْمُ وَتَظْهَرُ
الْفِتَنُ وَيُلْقَى الشُّحُّ وَيَكْثُُرُ الْهَرْجُ
“Zaman
akan saling mendekat, diangkatnya ilmu, munculnya berbagai fitnah (masalah),
diletakkan kerakusan, dan banyaknya peperangan”. [HR. Al-Bukhoriy (989) dan
Muslim (157)] Al-Imam Ibnu Baththol –rahimahullah- berkata , “Semua yang
dikandung oleh hadits ini berupa tanda-tanda kiamat sungguh kami telah
melihatnya dengan mata kepala. Ilmu sungguh telah diangkat, kejahilan muncul,
dile tak kannya penyakit rakus dalam hati, fitnah (musibah) merata, dan
pembunuhan banyak”. [Lihat Fath Al-Bari (13/16)]
Ini di
zamannya Ibnu Baththol –rahimahullah-, maka bagaimana lagi di zaman kita ini
kejahilan merata dimana-mana, baik di kota maupun di pedalaman. Kejahilan di
negeri kita bukan hanya mengenai rakyat jelata yang tak berpendidikan agama,
bahkan juga mengenai kaum terpelajar. Hal ini sebagaimana yang disabdakan oleh
Nabi-shollallahu alaihi wasallam-,
إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعِلْمَ اِنْتِزَاعًا
يَنْتَزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعِلْمَ بِقَبْضِ الْعُلَمَاءِ
حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرُكْ عَالِمًا اِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُسًا جُهَّالًا
فُسُئِلُوْا فَأَفْتَوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَأَضَلُّوْا
“Sesungguhnya
Allah tidak mengangkat ilmu dengan sekali mencabutnya dari manusia. Akan tetapi
Allah mencabut ilmu dengan mematikan para ulama’ sehingga apabila Allah tidak
menyisakan lagi seorang ulama’pun, maka manusiapun mengangkat pemimpin-pemimpin
yang jahil. Mereka (para pemimpin tsb) ditanyai, lalu merekapun memberikan
fatwa tanpa ilmu. Akhirnya mereka sesat dan menyesatkan (manusia)” . [HR.
Al-Bukhory dalam Kitab Al-Ilm (100), dan Muslim dalam Kitab Al-Ilm (2673)]
Al-Imam Abu
Zakariya An-Nawawiy-rahimahullah- berkata ketika menjelaskan makna hadits di
atas, “Hadits ini menjelaskan maksud tercabutnya ilmu dalam hadits-hadits lalu
yang muthlak (umum), bukan menghapusnya dari dada para penghafal (pemilik) ilmu
itu. Akan tetapi maknanya, para pembawa ilmu itu (yakni para ulama) akan mati.
Lalu manusia mengangkat orang-orang jahil (sebagai pemimpin dalam agama).
Orang-orang jahil itu memutuskan perkara berdasarkan kejahilan-kejahilannya.
Lantaran itu ia sesat, dan menyesatkan orang”. [Lihat Al-Minhaj Syarh Shohih
Muslim ibn Al-Hajjaj (16/224), cet. Dar Ihya’ At-Turots Al-Arabiy] Alangkah
banyaknya pemimpin dan ustadz-ustadz seperti ini. Mereka diangkat oleh manusia
sebagai seorang ulama’ dan ustadz. Padahal ia tidaklah pantas dijadikan
panutan, karena ia jahil. Kalaupun ia berilmu, namun ilmu itu di buang di
belakang punggungnya. Manusia jenis ini banyak bermunculan bagaikan jamur di
musim hujan.
Coba lihat
disana, manusia mengangkat seorang pelawak sebagai “da’i sejuta ummat”. Padahal
bisanya cuma tertawa dan menggelitik para pendengar.
Dari arah
lain, muncul para normal yang dulunya dijauhi oleh manusia, karena dikenal
memiliki sihir. Sesaat kemudian berubah menjadi “da’i sejuta ummat”, karena
sekedar pernah memimpin dzikir jama’ah yang dihadiri oleh sebagian kiyai jahil
dan orang-orang yang memiliki kedudukan. Dulunya tukang sihir dan dukun (para
normal), kini menjadi ustadz, bahkan terakhir bergelar “KH”. Artis pun tak
ketinggalan ambil job dalam kancah dakwah dengan bermodalkan semangat kemampuan
tampil di depan publik dan wajah ganteng sebagai modal dengkul untuk menarik
ummat menuju ke neraka. Bagaimana tidak, sebab seorang yang berdakwah tanpa
ilmu akan mengantarkan dirinya berbicara tanpa batas, sehingga terkadang ia
telah merusak dan menghancurkan agama pendengarnya, namun ia tak sadar karena
memandang dirinya lebih pandai dari pendengar. Padahal ia jahil atau mungkin
lebih jahil dari pendengar. Nas’alullahal afiyah wassalamah minal fitan.
Lebih para
lagi, jika dakwah yang ditangani oleh orang-orang jahil dihiasi dengan
perkara-perkara yang melanggar syari’at, seperti dakwah dihiasi dengan musik
dengan istilah “Nada dan Dakwah”. Ini adalah cara dakwah yang keliru, karena
menyalahi tuntunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam . Dengarkan Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda dalam mengharamkan musik,
لَيَكُوْنَنَّ مِنْ أُمَّتِيْ أَقْوَامٌ يَسْتَحِلُّوْنِ
الْحِرَّ وَالْحَرِيْرَ وَالْخَمْرَ وَالْمَعَازِفَ
“Sesungguhnya
akan ada beberapa kaum dari ummatku akan menghalalkan zina, kain sutra, minuman
keras (khomer), dan musik“. [HR. Al-Bukhoriy dalam Kitab Al-Asyribah
(5590)]
Muhaddits
Negeri Syam Muhammad Nashiruddin Al-Albaniy Al-Atsariy –rahimahullah- berkata
dalam kitabnya Tahrim Alat Ath-Thorb (hal 105), “Sesungguhnya para ulama dan
fuqoha –diantaranya empat imam madzhab- sepakat mengharamkan alat-alat musik
karena berteladan dengan hadits-hadits Nabi Shollallahu Alaihi wa Sallam dan
atsar-atsar Salaf ”. Jadi, berdakwah dengan musik merupakan perkara kejahilan
dan kebatilan yang menyalahi tuntunan Allah (Ta’ala), Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam , dan para ulama’ kaum msulimin dari dulu sampai hari
ini. Oleh karena itu, kita sesalkan adanya sebagian orang-orang jahil atau
pura-pura jahil yang menyemarakkan program “Nada dan Dakwah” yang jelas dan
nyata menyelihi agama !! Ini lebih diperparah lagi dengan bantuan “Guru Besar”
alias televisi dalam menyemarakkannya demi meraih keuntungan duniawi yang semu,
dan memperturutkan hawa nafsu.
Realita
ummat yang demikian ini membuat dahi berkerut dan kepala sakit karena banyaknya
dan bertambahnya “PR” yang perlu diselesaikan oleh para dai kebenaran. Dengan
realita kejahilan ummat seperti ini, tak pelak jika banyak menimbulkan masalah.
Tak heran jika terkadang ada sunnah Nabi -Shollallahu ‘alaihi wasallam- yang
ingin diamalkan di zaman ini, mereka serta merta merasakannya sebagai suatu
yang asing, menolaknya, menganggapnya bukan dari Islam!! Bahkan memusihi dan
menyakiti sebagian hamba-hamba Allah (Ta’ala) yang mengamalkannya. Jika
kejahilan tentang agama merata di tubuh ummat, maka akan tersebar berbagai
macam pelanggaran, syirik, kekafiran, bid’ah, dan maksiat, baik yang nampak,
maupun yang tersemunyi.
Inilah awal
kehinaan yang akan menimpa ummat Islam yang dimanfaatkan oleh musuh-musuh
Islam. Jika ummat Islam sibuk dengan dunia, sibuk dengan peternakan, pertanian,
perdagangan –apalagi riba- sehingga lupa mempelajari agamanya dari Al-Qur’an
dan Sunnah, maka Allah akan timpakan kehinaan atas mereka. Inilah kehinaan yang
tak mungkin akan tercabut dari tubuh ummat kecuali mereka mau kembali kepada
agamanya dengan ilmu agama yang benar, dan berguna.
Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
إِذَا تَبَايَعْتُمْ بِالْعِيْنَةِ وَأَخَذْتُمْ
أَذْنَابَ الْبَقَرِ وَرَضِيْتُمْ بِالزَّرْعِ وَتَرَكْتُمُ الْجِهَادَ سَلَّطَ
اللهُ عَلَيْكُمْ ذُلًّا لَا يَنْزِعُهُ حَتَّى تَرْجِعُوْا إِلَى دِيْنِكُمْ
“Jika
kalian berjual-beli dengan cara ‘inah (salah satu bentuk riba, -pen), kalian
memegang ekor-ekor sapi, ridho dengan bercocok tanam, dan meninggalkan jihad,
maka Allah akan menimpakan kepada kalian suatu kehinaan yang tak akan dicabut
oleh Allah sampai kalian kembali kepada agama kalian“. [HR. Abu Dawud dalam
Sunan-nya (3462).
Hadits ini
di-shohih-kan oleh Al-Muhaddits Al-Atsariy Syaikh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah
(11)] Kesibukan dengan dunia menyebabkan kita akan semakin cinta kepadanya, dan
takut mati untuk menghadap Allah (Ta’ala) . Seakan-akan kita
mengharapkan diri dan harta benda yang melalaikan kita agar kekal di dunia,
tanpa menghadapi hisab. Abu Hurairah -radhiyallahu ‘anhu- berkata, Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
يُوْشِكُ الْأُمَمُ أَنْ تَدَاعَى عَلَيْكُمْ كَمَا
تَدَاعَى الْأَكَلَةُ إِلَى قَصْعَتِهَا فَقَالَ قَائِلٌ: وَمِنْ قِلَّةٍ نَحْنُ يَوْمَئِذٍ ؟
قَالَ :
بَلْ
أَنْتُمْ يَوْمَئِذٍ كَثِيْرٌ وَلَكِنَّكُمْ غُثَاءٌ كَغُثَاءِ السَّيْلِ
وَلَيَنْزِعَنَّ اللهُ مِنْ صُدُوْرِ عَدَوِّكُمْ الْمَهَابَةَ مِنْكُمْ وَلَيَقْذِفَنَّ
اللهُ فِيْ قُلُوْبِكُمْ الْوَهْنَ ” فَقَالَ قَائِلٌ: يَارَسُوْلَ اللهِ وَمَا الْوَهْنُ ؟
قَالَ :
حُبُّ
الدُّنْيَا وَكَرَاهِيَةُ الْمَوْتِ
“Hampir saja
ummat-ummat saling memanggil (menyerang) menuju kalian sebagaimana orang-orang
yang mau makan saling memanggil kepada nampannya”. Ada yang bertanya, “Apakah
karena kita sedikit saat itu?” Beliau bersabda, “Bahkan kalian saat itu banyak,
tapi kalian buih laksana buih ombak. Allah benar-benar akan mencabut perasaan
segan terhadap kalian dari dada musuh kalian; Allah akan mencampakkan kelemahan
dalam hati kalian”. Ada yang bertanya, “Apa kelemahan itu?” Beliau menjawab,
“Cinta dunia, dan takut mati”. [HR. Abu Dawud dalam Kitab Al-Malahim (4297).
Di-shohih-kan oleh Al-Albaniy dalam Ash-Shohihah (958)]
wallahu alam
Hadits Nabi : Dajjal Muncul dari arah timur yang disebut khurosan
Telah menceritakan kepada kami Rauh dia berkata; Telah menceritakan kepada kami Sa'id Bin Abu Arubah dari Abu At Tayyah dari Al Mughirah Bin Subai' dari 'Amru Bin Huraits bahwa Abu Bakar sembuh dari sakitnya, kemudian dia pergi menemui orang-orang dan meminta maaf karena sesuatu dan berkata; "Kami tidak menginginkan kecuali kebaikan", lalu berkata; "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam telah bersabda kepada kami, bahwa Dajjal akan muncul dari bumi bagian timur, yang disebut khurosan, banyak manusia yang mengikutinya, wajah mereka bagaikan tameng yang ditempa."(Musnad Ahmad)
Merebaknya Zina, Sebuah Tanda Kiamat
"Artinya : Sesungguhnya diantara tanda-tanda akan datangnya hari kiamat ialah .... (diantaranya) akan merajalelanya perzinaan". [Shahih Bukhari, Kitab Al-Ilm, Bab Raf'il Ilmi wa Zhuhuril Jahli 1:178. Shahih Muslim Kitab Al-Ilm, Bab Raf'il Ilmi wa Qabdhihi wa Zhuhuril Jahil wal Fitani Fi Akhiriz Zaman 16:221]
Diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, ia berkata. Rasulullaah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Akan datang pada manusia tahun-tahun yang penuh tipu daya (kemudian beliau melanjutkan sabdanya, yang diantaranya) dan akan tersebar padanya perzinaan". [Mustadrak Al-Hakim 4:512. Beliau bersabda, " Ini adalah hadits yang shahih isnadnya, hanya saja Bukhari dan Muslim tidak meriwayatkannya". Adz-Dzahabi juga menyetujui perkataan Hakim ini. Dan dishahihkan pula oleh Al-Albani dalam Shahih Al-Jami' Ash-Shaghir 3:212, nomor 3544 dan beliau tidak menyebut "dan akan tersebar 'fahisyah/ perzinaan].
Dan lebih besar lagi daripada itu ialah menghalalkan zina. Diriwayatkan dalam kitab Shahih dari Abi Malik Al-Asy'ari bahwa dia mendengar Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda.
"Artinya : Sungguh akan ada dari umatku beberapa kaum yang menghalalkan (menganggap halal) perzinaan dan sutera". [Shahih Bukhari, Kitab Al-Asyrabah, Bab Majaa-a Fiman Yastahillu Al-Khamra wa Yusammihi bi Ghairi Ismihi 10:51].
Dan pada akhir zaman, setelah lenyapnya kaum mukminin, tinggalah orang-orang yang jelek, yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar, sebagaimana yang diriwayatkan dalam hadits An-Nawwas Radhiyallahu 'anhu.
"Artinya : Dan tinggallah manusia-manusia yang buruk yang seenaknya saja melakukan persetubuhan seperti himar. Maka pada zaman mereka inilah kiamat itu datang". [Shahih Muslim, Kitab Al-Fitan wa Asyrathis Sa'ah, Bab Dzikri Ad-Dajjal 18:70].
Dan diriwayatkan dari Abu Hurairah Radhiyallahu 'anhu dari Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, beliau bersabda.
"Artinya : Demi Allah yang diriku di tangan-Nya, tidaklah akan binasa umat ini sehingga orang-orang lelaki menerkam wanita di tengah jalan (dan menyetubuhinya) dan diantara mereka yang terbaik pada waktu itu berkata. 'Alangkah baiknya kalau saya sembunyikan wanita ini dibalik dinding ini". [Riwayat Abu Ya'la, Al-Haitsami berkata. 'Perawi-perawinya adalah perawi-perawi Shahih'. Majma'uz Zawaid 7:331].
Al-Qurthubi di dalam kitabnya Al-Mufhim Limaa Asykala Min Talkhiishi Muslim, dalam mengomentari hadits Anas di atas mengatakan. "Dalam hadits ini terdapat tanda kenabian, yaitu beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam memberitahukan beberapa perkara yang akan terjadi, lalu secara khusus telah terjadi pada zaman sekarang ini".[Fathul-Bari 1:179]
Kalau hal ini telah terjadi pada zaman Al-Qurthubi, maka pada zaman kita sekarang ini lebih banyak lagi, mengingat semakin banyaknya kebodohan (tentang agama) dan semakin tersebarnya kerusakan di antara manusia.
Suatu Tanda Dekatnya Hari Kiamat
Iman kepada Hari akhir
الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ، وَبِهِ نَسْتَعِيْنُ عَلَى أُمُورِ الدُّنْيَا وَالدِّينِ، وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلىَ أَشْرَفِ الـمُرْسَلِينَ وَعَلىَ آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْـمَـعِينَ، أَمَّا بَعْدُ
Iman kepada hari akhir adalah salah satu kewajiban yang harus diyakini setiap muslim. Kiamat hanya Allah yang tahu persis kapan terjadinya namun kita telah diberitahu tanda-tandanya oleh Allah melalui pentunjuk dari Rasulullah supaya kita bisa mengantisipasi berbagai macam fitnah yang ditimbulkan diakhir zaman ini. Kiamat menurut jenisnya ada 2 yaitu kiamat kubra dan kiamat sughra. Kiamat kubra (kiamat besar) yaitu hari dimana terjadi musnahnya segala macam kehidupan secara bersamaan dan setelah hari itu tidak ada kehidupan lagi kecuali kehidupan sesudah mati. Sedangkan kiamat sughra (kiamat kecil) adalah berakhirnya sebagian kehidupan dimuka bumi contohnya kematian seseorang, bencana alam, tanah longsor, gempa, tsunami termasuk kiamat kecil.
Dalam Al-Qur’an Allah Berfirman :
Orang-orang kafir) bertanya kepadamu (Muhammad) tentang hari berbangkit, kapankah terjadinya?. | يَسْأَلُونَكَ عَنِ السَّاعَةِ أَيَّانَ مُرْسَاهَا | 42 |
Siapakah kamu (sehingga) dapat menyebutkan (waktunya)? | فِيمَ أَنْتَ مِنْ ذِكْرَاهَا | 43 |
Kepada Tuhanmulah dikembalikan kesudahannya (ketentuan waktunya). | إِلَى رَبِّكَ مُنْتَهَاهَا | 44 |
Kamu hanyalah pemberi peringatan bagi siapa yang takut kepadanya (hari berbangkit). | إِنَّمَا أَنْتَ مُنْذِرُ مَنْ يَخْشَاهَا | 45 |
Pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari. | كَأَنَّهُمْ يَوْمَ يَرَوْنَهَا لَمْ يَلْبَثُوا إِلا عَشِيَّةً أَوْ ضُحَاهَا |
Sebelum kiamat tiba rasulullah telah menjelaskan tanda-tandanya. Tanda dekatnya hari kiamat ada 2 yaitu tanda kiamat besar dan tanda kiamat kecil. Dalam sebuah hadits Dari Huzaifah bin Asid Al-Ghifari Ra. ia berkata: “Datang kepada kami Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan kami waktu itu sedang bertukar pikiran. Lalu beliau bersabda: “Apa yang kamu bicarakan?” Kami menjawab: “Kami sedang berbicara tentang hari qiamat.” Lalu Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Tidak akan terjadi hari qiamat sehingga kamu melihat sebelumnya sepuluh macam tanda-tandanya. “Kemudian beliau menyebutkannya: ” Asap, Dajjal, binatang, terbit matahari dari tempat tenggelamnya, turunnya Isa bin Maryam Alaihissalam, Ya’juj dan Ma’juj, tiga kali gempa bumi, sekali di timur, sekali di barat dan yang ketiga di Semenanjung Arab, yang akhir sekali adalah api yang keluar dari arah negeri Yaman yang akan menghalau manusia ke Padang Mahsyar mereka.” (HR. Muslim)
Namun dalam pertemuan kali ini kita baru akan menjelaskan tanda kiamat kecil yang telah terjadi sekarang ini. Tujuan kita mempelajarinya adalah supaya terhindar dari fitnah itu. Ibarat orang tidak akan masuk lubang kalau dia tahu dihadapannya ada lubang yang menganga, berbeda dengan orang yang dungu tidak tahu apa-apa lalu tergesa-gesa dan akhirnya terperosok kelubang itu. Memang kebanyakan orang Di jaman sekarang Kalaulah sebagian orang mendekat kepada agama, itu karena pelarian dan kejenuhan dari arus materialisme dan kecintaan kepada dunia yang berlebihan, aliasnya ingat Allah kalau pas lagi kesusahan giliran pas lagi senang mereka lupa kepada Allah. Zaman makin akhir. Hari kiamat kian dekat. Isyarat-isyarat mengenai akhir zaman yang disampaikan Rasulullah saw. kian hari kian terbukti dan nyata. Tanda-tanda dekatnya hari kiamat berupa fenomena keburukan-keburukan dan keterbalikan- keterbalikan kian tampak jelas di sekitar kita bahkan menimpa kita. Memang diakhir zaman banyak terjadi peristiwa yang aneh-aneh, namun hal itu sudah teranggap biasa oleh masyarakat karena dungu terhadap ilmu agama. Dalam suatu hadits Rasulullah saw. bersabda:
Sesungguhnya di antara tandatanda qiamat adalah bila ilmu diangkat, kebodohan eksis (tetap berlangsung), khomer diminum, dan zina mewabah.(H.R. Bukhari)
Hadits ini menjelaskan bahwa di antara tanda-tanda dekatnya hari Kiamat adalah diangkatnya ilmu. Tidak sekedar ilmu karena di akhir zaman, ilmu justeru berkembang pesat. Tapi ilmu yang diangkat dan dilenyapkan adalah ilmu-ilmu agama dan ilmu-ilmu yang mengantarkan seseorang pada ketundukan dan kepatuhan kepada Allah swt. Indikasi diangkatnya ilmu yang mulia ini adalah diwafatkannya ulama-ulama yang bertakwa, ikhlas, dan mendalam ilmunya karena merekalah sumber ilmu yang benar. Pada saat yang sama, kebodohan merajalela. Tidak sekadar bodoh, tapi bodoh terhadap ilmu-ilmu agama dan ilmu tentang penghambaan kepada Allah swt. Dan oleh karena ilmu diangkat dan kebodohan merajalela, masyarakat menjadi mengabaikan hukum-hukum Allah swt. Khamer dengan segala jenisnya seperti narkoba serta perzinaan yang menjadi indikasi kerusakan masyarakat akhirnya mewabah dimanamana dan bisa jadi terang-terangan.
Tentang tanda-tanda dekatnya hari kiamat yang lain, sahabat Abdullah bin Mas?ud ra. menceritakan dalam sebuah hadits mauquf: ?Bagaimana dengan kalian bila kalian diselimuti fitnah. Anak kecil tumbuh menjadi dewasa di dalam fitnah itu. Orang tua pun menjadi pikun di dalamnya. Dan fitnah itu dijadikan tuntunan. Jika suatu hari fitnah itu dirubah (maksudnya ada yang berusaha mengatasi fitnah-fitnah itu atau melawan arus fitnah itu), dikatakan: ?Ini orang keluar dari kebiasaan (baca: nyeleneh). Kapan hal itu terjadi? Yaitu ketika orang-orang yang dapat dipercaya di antara kalian menjadi sedikit. Pejabat-pejabat menjadi banyak. Orang-orang yang mendalam ilmunya menjadi sedikit. Suatu ilmu diperdalam tidak untuk (kepentingan) agama. Dan ketika dunia dicari dengan menggunakan amal akhirat. (H.R. Abdurrazzaq).
Hadits ini menerangkan datangnya fitnah (gangguan atau kerusakan beragama) mengiringi dekatnya hari kiamat. Anak-anak tumbuh dan dididik dengan fitnah itu semenjak kecil hingga dewasa. Mereka tidak mengenal jatidiri kebenaran. Mereka terdidik di atas penyimpangan fithrah kebenaran. Orang-orang tua pun menjadi pikun alias tidak ingat lagi mana kebenaran dan mana kebatilan akibat terjangan fitnah itu. Keadaan baur dan kacau. Fitnah yang buruk itu malah dijadikan tuntunan. Tontonan menjadi tuntunan dan tuntunan menjadi tontonan. Anak lebih kenal televisi daripada sejarah islami. Kalaulah sebagian orang mendekat kepada agama, itu karena pelarian dan kejenuhan dari arus materialisme. Bila ada sebagian orang tergerak untuk merubah fenomena buruk ini, aneh, orang-orang yang baik-baik ini justru dikatakan sebagai orang yang nyeleneh alias tidak biasa (asing). Keadaan buruk ini terjadi ketika orangorang yang dapat dipercaya (amanat) semakin sedikit. Susah mencari orang jujur. Yang dominan justru orang-orang yang luntur prinsipnya. Khianat. Idealisme makin mahal. Suka berubahubah sikap. Cenderung melanggar janji. Bertipe laksana amir (pejabat dan penguasa). Korup dan sewenangwenang. Stok orang-orang yang faqih (yang mendalam ilmunya di bidang agama) menipis. Sebaliknya yang banyak adalah orang-orang yang kosong ilmu tapi berbunyi nyaring. Iya, banyak yang mencari dan menekuni ilmu, tapi bukan ilmu agama, melainkan ilmu-ilmu lain (yang tidak dihubungkan dengan agama) dalam rangka mengejar aspek keduniaan. Orang susah memasukkan anaknya ke pesantren dan lembaga-lembaga pendidikan Islam. Sementara sekolah-sekolah dan tempattempat kursus yang menjanjikan materi pendaftarnya membeludak. Orang berbangga dengan ilmu non-agama, sedang dengan ilmu agama rendah diri.
Kalaupun ada sebagian yang bergumul dengan ilmu-ilmu agama dan aktivitasaktivitas akhirat, visi dan misi di dalamnya rusak. Mereka memanfaatkan ilmu-ilmu agama dan aktivitas-aktivitas akhirat itu untuk mencari dunia. Lihai bicara agama, tutur katanya halus, memikat, enak didengar, namun apa yang ada di lidahnya berbeda dengan yang tersimpan di dadanya. Susah mencari orang yang lugu, polos, dan apa adanya. Rasulullah saw. bersabda: ?Sesungguhnya hal yang paling aku khawatirkan terhadap kalian sepeninggalku kelak adalah orangorang munafiq yang alim lidahnya. (H.R. Ahmad) Dan banyak lagi fenomena-fenomena buruk lainnya sebagai pertanda dekatnya hari kiamat yang saat ini justru menjadi realitas kehidupan kita sehari-hari.
Realitas-realitas buruk tersebut tidak semestinya menjadikan kita pesimis. Kita menjadi menyerah (istislam) dengan keadaan. Kita menjadi surut dalam beramal, dalam mencari ilmu, dan dalam melakukan dakwah amar makruf nahi munkar. Kita berpangku tangan melihat berlangsungnya realitas-realitas buruk tersebut. Ini tidak boleh terjadi, karena beramal, mencari ilmu, dan berdakwah adalah kewajiban yang orang muslim laki-laki dan perempuan diperintah melaksanakannya, kapan dan di mana saja, sesuai dengan batas maksimal kemampuan masing-masing. Kita, umat Islam, adalah orang-orang yang mukallaf (diberi beban hukum) oleh Allah swt.
Kita diperintahkan untuk menyelamatkan diri kita dan keluarga kita dari api nereka. Kita memilik hak wiqoyah (hak berlangmenjaga) terhadap diri dan keluarga kita. Bagaimana supaya kita dan mereka tidak masuk ke dalam neraka. Firman Allah swt.: Wahai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka. (Q.S. at- Tahrim: 6) Dan kelak kita semua akan dimintai laporan pertanggungjawabannya. Bagaimana suami mengarahkan isteri. Bagaimana isteri mengatur rumah suami. Bagaimana suami-isteri mengelola rumah tangga dan mendidik anak-anaknya. Semuanya akan dimintai pertanggungjawaban. Sabda Rasulullah saw.: ?Orang laki-laki menjadi penggembala atas keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban. Orang perempuan menjadi penggembala atas rumah suaminya dan dia juga akan dimintai pertanggungjawaban.(H.R. Bukhari) Dalam riwayat yang lain disebutkan: ?Orang perempuan menjadi penggembala atas rumah suaminya sekaligus atas anak suaminya. (H.R. Mundziri).
Pendek kata, tidak ada sikap menyerah terhadap keadaan. Amal-amal yang bagus dan benar seperti ibadah, mencari ilmu, dan berdakwah, sekuat kemampuan kita, tidak boleh surut dan luntur dalam keadaan apapun. Betapa pun dunia rusak serusak-rusaknya, umpamanya, kebenaran dan kebaikan harus kita tegakkan. Dan tanggung jawab ini kelak akan dimintai laporannya. Ada dosa dan pahala di dalamnya.
Selasa, 25 Mei 2021
Download Ebook Sirah Nabawiyah Karya Dr. Ajid Thahir dan Ramadan Al Buthi
buku ini merupakan karangan mengenai biografi nabi Muhammad SAW, ada 2 buku yang kami sajikan berbeda pengarang
DOWNLOAD EBOOK (KARYA DR AJID THOHIR)
DOWNLOAD EBOOK (KARYA RAMADAN ALBUTHI)
Senin, 24 Mei 2021
Download Ebook Biografi Abu bakar ra. Karya M Husain Haikal
Sebuah Biografi Dan Studi Analisis tentang Permulaan Sejarah Islam Sepeninggal Nabi Oleh Muhammad Husain Haekal Diterjemahkan dari bahasa Arab oleh Ali Audah Cetakan ketiga eBook oleh Nurul Huda Kariem MR
Download Ebook Teladan Kepemimpinan Abu Bakar Ash-Shidiq
merupakan skripsi karya hermanto salah satu murid perguruan tinggi islam negri semoga bermanfaat baginya dan kaum muslimin
Download Ebook Tentang Jilbab Wanita Muslimah