Dalam keheningan semesta, jauh sebelum bumi terbentuk, manusia telah lebih dahulu hadir. Bukan dalam bentuk jasad, melainkan sebagai ruh murni yang bersaksi akan keesaan Tuhan. Dari titik ini, dimulailah perjalanan panjang ruh manusia, melewati lapisan-lapisan eksistensi hingga menuju takdir abadi: surga atau neraka.
1. Alam Ruh: Sumber Asal yang Murni
Alam ruh adalah fase awal eksistensi manusia. Di sinilah setiap ruh bersaksi di hadapan Tuhan, sebagaimana firman-Nya:
"Bukankah Aku ini Tuhanmu?" Mereka menjawab, "Benar, Engkau Tuhan kami..." (QS. Al-A'raf: 172)
Di alam ini, manusia belum memiliki tubuh, waktu belum mengikat, dan dosa belum melekat. Ruh berada dalam kemurnian fitrah—penuh cahaya, tanpa nafsu dan bebas dari beban duniawi.
2. Alam Rahim: Kegelapan Menuju Cahaya
Setelah ruh ditiupkan ke dalam janin, manusia memasuki alam rahim. Di sinilah tubuh fisik terbentuk dan ruh mulai terpenjara dalam wadah biologis. Sebuah ruang sempit, namun penuh rahasia. Di dalamnya tertulis takdir: rezeki, umur, amal, dan tempat kembali (surga atau neraka).
3. Alam Dunia: Ujian Kesadaran dan Amal
Dunia adalah ladang ujian. Ruh yang dulunya tenang kini gelisah dalam tubuh, dihadapkan pada nafsu, syahwat, dan tipu daya dunia. Di sinilah manusia diuji: apakah ia tetap ingat asalnya (Tuhan), atau tenggelam dalam fatamorgana dunia.
"Dunia bukan tujuan, tapi jembatan menuju keabadian. Setiap pilihan, setiap amal, adalah penentu perjalanan berikutnya."
4. Alam Barzakh: Penantian Sebelum Kebangkitan
Setelah ruh keluar dari jasad, manusia masuk ke alam kubur atau barzakh. Ini adalah masa tunggu antara kematian dan kebangkitan. Ruh akan merasakan nikmat atau siksa tergantung amalnya.
5. Hari Kebangkitan: Sidang Agung Semesta
Pada hari kiamat, seluruh ruh dikembalikan ke jasadnya. Semua manusia dikumpulkan, disidang, dan ditimbang amalnya. Lidah dikunci, tangan dan kaki bersaksi. Tidak ada tempat bersembunyi, tidak ada kepalsuan yang bisa diselamatkan.
"Barangsiapa mengerjakan kebaikan seberat zarrah pun, niscaya akan melihat (balasannya). Dan barangsiapa mengerjakan kejahatan seberat zarrah pun, niscaya akan melihat (balasannya)." (QS. Az-Zalzalah: 7–8)
6. Surga atau Neraka: Kepulangan Abadi
Di ujung perjalanan, hanya dua destinasi:
- Surga: tempat kembali bagi ruh-ruh yang mengenal Tuhan, menjaga diri, dan berserah dalam cahaya.
- Neraka: tempat bagi ruh yang membangkang, menolak cahaya dan terjebak dalam ego dunia.
Renungan Akhir: Kembali kepada Sumber
Manusia bukan hanya tubuh, tapi ruh yang sedang bertamasya. Dunia adalah titik singgah, bukan rumah sejati. Hanya mereka yang menjaga kesadaran asal-usulnya, yang akan kembali dengan damai.
Perjalanan ini tidak mudah, tapi juga bukan sia-sia. Setiap kesedihan, kehilangan, dan perjuangan spiritual adalah bagian dari jalan pulang kepada Tuhan. Berhati2lah dalam melangkah didunia fana ini.